MBTI memang tidak sepenuhnya memberikan akurasi yang tepat. Dalam beberapa hal, kadang-kadang merasa ada spesifikasi yang kurang sesuai. Namun, ketika melakukan tes dengan menjawab beberapa pertanyaan personal, dapat membantu lebih mengenal diri sendiri. Setidaknya itu yang aku rasakan setelah beberapa kali mencoba tes MBTI. Mungkin untuk hasil akurasi yang tepat, sebaiknya tes langsung ke psikolog.
Setiap orang pada dasarnya senang membaca atau menemukan sesuatu yang relate dengan dirinya. Wajar kalau tes MBTI populer, bahkan tidak sedikit orang secara eksplisit melabeli diri sesuai dengan kepribadian MBTI mereka. Setidaknya MBTI dapat membantu kita untuk lebih berkembang dan percaya diri.
Sebagai ENFJ-T, ada beberapa karakter yang memang ‘aku banget’. Seperti yang sudah kujelaskan pada artikel sebelumnya. Aku adalah orang yang lebih suka mendengarkan dan mencoba memahami emosional daripada menilai perilaku atau peristiwa. Yup, nobody's perfect, right?
Mengenal Sosok ENFJ-T]: Kekuatan dan Kelemahan ENFJ-T
Manusia tidak ada yang sempurna, sepakat, ya? Tidak ada seorang pun yang di dalam dirinya tidak ada kelemahan. Beberapa orang mungkin terlihat tidak memiliki kelemahan, tetapi bisa jadi mereka lihai menyembunyikannya. Siapa, sih, manusia yang secara sadar dan terang-terangan menunjukkan kelemahannya? Ya, mungkin ada, anggap saja dia tidak menyadarinya.
Karakter ENFJ-T selalu ingin memberikan positive vibes terhadap orang lain. Sehingga dia berusaha semaksimal mungkin untuk mengerahkan kekuatan dirinya. Akan tetapi, karena dia sibuk dengan kekuatannya, kadang dia tidak menyadari bahwa ada kelemahan yang harus diperhatikan. Kelemahan yang suatu saat dapat menjadi bumerang.
Apa pun tipe kepribadiannya, kita tidak hanya perlu mengetahui kekuatan diri, tetapi perlu mengenali kelemahan diri sendiri. Sebab, mengenali kelemahan dapat membantu kita memperbaiki diri—meski tidak sempurna—dan dapat mengendalikan diri sendiri. Tahu, kan, diri sendiri adalah sosok yang paling sulit dikendalikan—padahal, kita punya kuasa atas kendali diri.
Oleh karena itu, artikel ini aku dedikasikan untuk diri aku dan para ENFJ, khususnya ENFJ-T di luar sana untuk belajar berkembang. Ini dia kekuatan dan kelemahan ENFJ-T.
Kekuatan ENFJ-T: Si Empatik yang Peduli dengan Orang Lain
Sebagai sosok yang mendedikasikan hidupnya untuk orang lain, dia memiliki beberapa kekuatan.
Berjiwa Pemimpin
Sosok ENFJ-T dikenal mampu menginspirasi orang lain. Memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar. Sosok ekstrover satu ini sangat suka bersosialisasi sehingga dIa mampu bekerja sama dalam tim. Dengan memiliki visi yang memikirkan manfaat untuk banyak orang membuatnya cocok menjadi seorang pemimpin.
Dalam beberapa kesempatan aku sangat senang ketika dipercaya meng-handle suatu tugas. Bukan berarti aku hanya sibuk memerintahkan, pemimpin yang baik adalah bertanggung jawab. Dia tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga orang lain. ENFJ-T berusaha meminimalisir konflik dalam tim, sehingga dia akan mengusahakan yang terbaik.
Komunikator yang Bersimpati
Sosok ENFJ-T dikenal dengan kemampuan komunikasi yang baik. Tidak hanya memiliki empati yang tinggi. Kemampuan komunikasinya membuatnya mudah bergaul dan bersosialisasi. Oleh karena itu, ENFJ-T cocok berkarier sebagai pengajar, mentor, komselor, dll.
Aku memang bukan komunikator yang andal. Namun, belakangan aku menyadari ternyata aku suka berbicara. Alhasil mulai bikin konten membahas buku dan membuat siniar (podcast) di SINIAR VINA. Kesukaanku terhadap berbicara membantuku untuk berbagi inspirasi dan pengalaman. Omong-omong ENFJ-T suka berbagi.
Berorientasi pada Orang Lain
Pada artikel sebelumnya dijelaskan bahwa ENFJ-T memiliki visi misi yang melibatkan banyak orang. Seakan-akan hidupnya ingin memberikan manfaat terhadap orang lain. Dengan empatinya, bahkan dia mampu membaca kemampuan dan emosi orang lain tanpa orang itu mengatakannya, peka.
Kadang-kadang di berapa kesempatan aku dapat melihat emosi seseorang dari raut wajah dan intonasi bicaranya. Misal, ketika dia sedang tidak berminat untuk diajak bicara, maka aku akan memberikannya waktu sendiri. Meskipun, terkadang tidak sepenuhnya tepat. Akan tetapi, kemampuan perlu dijaga supaya tidak menjadi kelemahan.
Terencana dan Terorganisir
Kepribadian ENFJ-T biasanya tidak bisa berjalan tanpa adanya perencanaan yang jelas. Sekadar untuk liburan, dia harus menyusun itinerary. Dia pun tidak takut untuk memberikan deadline pada setiap jadwal yang direncanakan supaya lebih terstruktur dan jelas. ENFJ-T berusaha untuk on time agar dapat menjaga flow rencana.
Ini merupakan salah satu tipikal ENFJ-T yang aku banget. Sesederhana teman mengajak main ke suatu pusat perbelanjaan. Sebelum pergi, aku akan membuat perencanaan akan makan apa saja dan di mana saja? Sehingga ketika sampai di sana, tidak perlu bingung dan tidak menghabiskan waktu.
Kelemahan ENFJ-T: Sosok yang Hampir Melupakan Dirinya Sendiri
Melihat dari kekuatannya, ENFJ-T tampak berjiwa besar karena begitu baik dan mementingkan orang lain. Tentunya ketulusan hati adalah anugerah bagi ENFJ-T dan orang di sekiranya. Namun, apabila kekuatan tersebut tidak dikelola dengan baik, akan menjadi kelemahan yang dapat menyerang diri sendiri.
Terlalu Idealis
Di kepalanya, ENFJ-T seakan-akan sudah memiliki asumsi pikiran sendiri. Namun, jika pikiran tersebut ditempatkan di tempat yang tidak sejalan, maka dia akan kecewa. Sehingga dia perlu menjaga idealismenya dengan memperhatikan kesesuaian lingkungan.
Hal ini terjadi dalam hidup aku. Ketika aku ingin mendapatkan ruang diskusi yang kreatif dan komunikatif, tetapi orang-orang di dalamnya justru tidak dapat memenuhinya karena ada alasan yang harus kumaklumi. Akhirnya aku kecewa dan aku belajar untuk tidak mengharapkan apa-apa dari mereka. Ternyata it works, aku merasa lebih tenang menjalani tugas.
Sensitif terhadap Kritik
Dikarenakan ENFJ-T sangat menjaga kedamaian, sayangnya dia adalah sosok yang sensitif terhadap kritik, bahkan konflik. Dia sangat menjaga agar tim atau hubungannya dalam keadaan baik-baik saja. Sikap perfeksionis, membuat ENFJ-T terkadang merasa apa yang dilakukan sudah benar sesuai dengan keinginannya.
Awalnya aku orang yang sangat sensitif dengan kritik. Pernah dikritik dan aku merasa kecewa, marah, dan malu. Bersikap denial, meyakini apa yang kulakukan sudah sesuai. Namun, sikap tersebut lama-lama membuatku tidak berkembang dan merasa stuck. Pada akhirnya, aku harus belajar menerima kritik, bahkan saat ini ketika mengerjakan sesuatu aku mencoba untuk meminta saran dan kritik. Sebab, dengan begitu aku jadi belajar dan berkembang.
Rela Mengorbankan Diri
Karena hidupnya berorientasi dengan orang lain. ENFJ-T selalu mengutamakan orang lain, daripada dirinya sendiri. Sebetulnya, ini hal baik, tetapi jika tidak diterapkan dengan baik akan menjadikannya sebagai sosok people pleasure. Merasa tidak enak untuk menolak, sementara dia sendiri tidak nyaman menerimanya.
Saat ini aku sudah belajar untuk mengutamakan diri sendiri. Bukan berarti egois, hanya saja aku perlu belajar menghargai diri sendiri. Selalu mengutamakan orang lain hanya membuatku kehilangan kesempatan dan peluang. Meskipun sampai saat ini aku masih belajar untuk mengatakan tidak terhadap sesuatu yang membuatku tidak nyaman.
Merasa Harus Menyenangkan Banyak Orang
ENFJ-T saking pedulinya dengan orang, selalu menjaga ketenteraman sebuah tim atau hubungan, sering kali mengutamakan orang lain, memiliki empati yang tinggi akan emosional orang sekitarnya. Semua itu tidak lain dan tidak bukan adalah karena ingin menyenangkan semua orang. Sejatinya, ada sosok yang lebih utama untuk disenangi, yaitu dirinya sendiri.
Dari dulu sampai saat ini aku takut jika ada seseorang yang tidak suka padaku. Aku berusaha untuk berbuat baik dan meminimalisir kesalahan untuk membuat orang lain nyaman. Bahkan sampai mengesampingkan diri sendiri: tidak apa-apa aku terbebani, yang penting orang lain tidak. Namun, sikap ini membuat aku kelelahan dan berharap mendapatkan feedback seperti apa yang aku lakukan terhadap orang lain.
ENFJ-T memang sosok yang mengedepankan empatik, tetapi dia juga sosok yang lupa kalau dirinya adalah manusia. Rela menyiksa diri untuk kesenangan orang lain. Tidak sedikit orang yang memanfaatkan kebalikannya, di sisi lain dia adalah people pleasure. Punya visi besar untuk kebermanfaatan banyak orang memang baik. Namun, bukan berarti harus mengabaikan diri.
Untuk kamu kepribadian ENFJ-T, tidak apa-apa untuk memikirkan diri sendiri. Tidak akan menjadikanmu egois. Justru, ketika kamu mengutamakan orang lain daripada dirimu sendiri, bukankah kamu yang egois dengan dirimu sendiri? Kamu memang akan senang menyenangkan banyak orang. Akan tetapi, apakah kamu pernah menyenangkan diri kamu sendiri?
Kita adalah manusia. Melakukan kesalahan adalah wajar selama kita bisa belajar dari situ. Ketidaksempurnaan tidak melulu perihal yang batuk. Kadang-kadang sempurna membuat kita lupa diri. Ketidaksempurnaan merupakan alasan kita sebagai manusia harus terus belajar sampai akhir. Kekuatan dan kelemahan ENFJ-T, coba komentar di bawah mana yang kamu banget?
—
Referensi:
- 16 Personalities - https://www.16personalities.com/id/kepribadian-enfj
- Mengenali Karakter dan Tipe dari Kepribadian ENFJ, Halodoc - https://www.halodoc.com/artikel/mengenali-karakter-dan-tipe-dari-kepribadian-enfj
- Tipe Kepribadian ENFJ, Sang Mentor dengan Kepedulian Tinggi, Hello Sshat - https://hellosehat.com/mental/enfj/
Posting Komentar