Preview

Hai, selamat datang di Neng Vina! Di blog ini kamu akan menemukan tulisan seputar kehidupan dan pengembangan diri. Barang kali kamu tidak akan merasa sendirian setelah membaca tulisanku. Enjoy my blog! 🧁

Jangan Takut, Ini Cara Antisipasi Gempa Bumi!

PAGI-PAGI sekali, temanku mengirim pesan tentang berita yang akhir-akhir ini sedang ramai. Gempa Megathrust, mungkin kamu juga mengetahuinya. Atau mungkin kamu punya kekhawatiran yang sama dengan temanku? Tidak apa-apa, wajar, kok!

Sebetulnya aku juga lumayan khawatir, tetapi bencana alam merupakan fenomena di luar kendali manusia. Tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dihindari. Namun, kita punya kendali untuk mengantisipasi dan menghadapinya.

Daripada terus-menerus panik dan overthinking. Sebaiknya kita sama-sama cari tahu dan belajar, yuk, cara mengantisipasi gempa bumi.

Cara Antisipasi Gempa Bumi, Jangan Panik!

Mengenal gempa bumi
Dilansir dari Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS), gempa bumi adalah peristiwa bergetar/berguncangnya bumi akibat pelepasan energi secara tiba-tiba, ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

Getaran tersebut dihasilkan dari pergerakan lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan kemudian dipancarkan ke segala arah berupa gelombang, sehingga dampaknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara rawan bencana. Disebut rawan bencana karena dikelilingi oleh tiga lempeng tektonik aktif: Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. 

Interaksi tiga lempeng tektonik dunia tersebut dapat memicu bencana alam: gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung api. Sehingga sudah menjadi rahasia umum lagi jika letak geografis Indonesia berada di kawasan Ring of Fire (Cincin Api).

Melansir situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG), Megathrust (Zona Penunjaman) merupakan tempat/daerah pertemuan antarlempeng, terutama yang bersifat tumbukan (convergent). 

Megathrust (Zona Penunjaman) memekik kedalaman penunjaman sekitar kurang dari 50 km. Jika interaksi antarlempeng benua dan samudra bertemu di Megathrust, maka akan memicu gempa bumi dengan magnitudo lebih dari delapan skala richter. Kekuatan getarannya pun dapat menyebabkannya tsunami.

Zona penunjaman ini membentang mulai dari barat Pulau Sumatera, selatan Jawa hingga Bali dan Nusa Tenggara, laut Banda, utara Papua, utara Sulawesi, timur Sulawesi Utara dan barat Halmahera. Zona penunjaman yang membentang di barat Pulau Sumatera, selatan, Jawa, hingga Bali, dan Nusa Tenggara dikenal sebagai Busur Sunda. Gempa di Bujur Sunda pernah terjadi pada 1903, 1921, dan 2007.

Pengetahuan tersebut tidak melulu harus direspons dengan ketakutan berlebih. Akan tetapi, sudah saatnya kita untuk meningkatkan awareness terhadap kondisi geografis negara kita. Daripada menghabiskan waktu merasa takut, lebih baik digunakan untuk memahami cara antisipasi gempa bumi.

Cara antisipasi gempa bumi

Mempelajari Gempa Bumi

Menurut aku, wajib hukumnya mempelajari tentang gempa. Mengingat kita adalah penduduk yang tinggal dan hidup di Indonesia. Aku harap aku salah, tetapi aku merasa banyak dari kita yang masih kurang pemahaman terkait gempa. Sehingga tidak sedikit pula dari kita merasa takut dan lupa melakukan mitigasi ataupun antisipasi.

Tadi aku sudah menjabarkan secara singkat terkait definisi tentang gempa dan Megathrust. Zona-zona yang menjadi bentangan Megathrust. Memang terdengar menyeramkan karena aku pun tinggal di wilayah Sumatera. Namun, jadikan kekhawatiran ini sebagai langkah awal untuk mengenal bencana gempa.

Gempa bumi memiliki parameter seperti waktu terjadinya gempa bumi (Original Time - OT), lokasi pusat gempa bumi (Episenter), kedalaman pusat gempa bumi (Depth), dan kekuatan gempa bumi (Magnitudo).

Selain itu, gempa dapat kita kenali karakteristiknya. Gempa berlangsung dalam waktu yang sangat singkat. Terjadi di lokasi tertentu. Berpotensi terjadi berulang kali atau mengalami susulan. Sampai saat ini waktu terjadinya belum dapat diprediksi. Dan, gempa tidak bisa dihindari, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dimitigasi.

Kenali Struktur/Lingkungan Tempat Kita Tinggal 

Cara antisipasi gempa bumi yang selanjutnya adalah mengenal struktur tempat sekitar kita tinggal. Dimulai dari rumah, apakah daerah kita berada di titik yang tidak terlalu berdampak parah akibat gempa (longsor, liquefaction, tsunami, dll)? Tadi sudah kusinggung daerah sesar aktif Megathrust. Artinya warga tempat kita tinggal harus memiliki awareness mitigasi untuk dapat mengantisipasi bersama.

Bersama dengan warga setempat dapat melakukan simulasi bencana gempa, dengan mengajak perangkat komplek/kampung. Menentukan titik kumpul untuk proses evakuasi. Meninjau daerah-daerah yang dapat dilalui, apakah ramah disabilitas? Kemudian perlu persediaan tenda. Hal ini merupakan salah satu kunci utama antisipasi sebelum gempa terjadi.

Perhatikan pula struktur rumah dan tempat kerja kita. Pastikan perabotan dipasang menempel di dinding, agar saat terjadi gempa tidak mengalami roboh, jatuh, atau bergeser yang membahayakan kita. Letakkan bahan yang mudah terbakar di tempat aman untuk meminimalisir kebakaran. Matikan air, listrik, dan gas jika tidak digunakan.

Di tempat kerja, kita perlu memerhatikan pintu, lift, dan tangga darurat. Sehingga saat terjadi gempa kita sudah mengetahui letak tempat paling aman untuk berlindung. Kita juga perlu belajar P3K seperti menggunakan alat pemadam kebakaran. Jangan lupa untuk catat kontak penting yang dapat dihubungi saat terjadi gempa.

Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa pelajari melalui situs bmkg.go.id. Pada situs tersebut kamu akan mendapatkan edukasi antisipasi terkait saat dan setelah terjadi gempa. Harus dibaca, ya!

Persiapkan Tas Siaga Bencana!

Beberapa waktu lalu BMKG merilis kabar bahwa Indonesia ‘Tinggal Menunggu Waktu’ untuk menghadapi Megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut. CNBC Indonesia menyebutkan kabar tersebut dirilis setelah terjadinya Megathrust Nankal di Jepang. Oleh karena itu, cara antisipasi gempa bumi juga harus menyiapkan tas siaga bencana.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tas Siaga Bencana merupakan tas yang dipersiapkan bagi seluruh anggota keluarga guna menghadapi kejadian bencana. Tas Siaga Bencana bertujuan untuk bertahan hidup pascabencana dan persediaan selama di pengungsian sebelum bantuan datang. 

Memudahkan kita agar saat terjadi bencana, kita dapat langsung membawa Tas Siaga Bencana tanpa harus susah payah memilah barang penting. Sebaiknya memilih Tas Siaga Bencana berbahan anti-air (waterproof) dan mampu menahan beban isinya. Lantas, apa saja hal yang harus kita masukkan ke dalam Tas Siaga Bencana?

Isi Tas Siaga Bencana

  • Surat penting, seperti ijazah, surat tanah, surat kendaraan, dll.
  • P3K dan obat-obatan (obat pribadi atau lainnya)
  • Makanan ringan tahan lama, seperti mi instan, biskuit, abon 
  • Penerangan seperti senter, lampu kepala, lilin, korek api
  • Peluit berguna untuk meminta pertolongan dalam koneksi darurat 
  • Perekat mandi secukupnya
  • Alat komunikasi sepertinyaa ponsel
  • Pakaian seperti dalaman, baju, dan celana
Jangan panik saat ada gempa bumi

Jangan Panik!

Panik merupakan bentuk respons otomatis saat bahaya tiba-tiba datang. Jadi, merupakan hal wajar jika kita merasa panik. Namun, ketika gempa terjadi, cepat-cepat kendalikan rasa panik tadi. Hal ini supaya kita tidak kewalahan atau kelupaan akan antisipasi yang sudah dipersiapkan. Persiapan pada poin-poin sebelumnya tentu akan sia-sia kalau kita tidak bisa mengendalikan kepanikan.

Cara antisipasi gempa bumi satu ini tentunya menjadi poin paling penting. Ketika rasa panik mendominasi diri kita, akan sulit untuk berpikir jernih. Jika tidak memungkinkan, kita harus langsung mencari tempat perlindungan seperti bawah meja. Jika keadaan sudah membaik, cepat-cepat pergi keluar. Jangan lupa untuk meraih Tas Siaga Bencana yang sudah kita letakkan di tempat strategis. 

Pada momen ini kita tetap harus siaga karena biasanya akan ada gempa susulan. Perhatikan lingkungan dan orang-orang sekitar, terutama keluarga. Kita harus mengevakuasi diri dan keluarga ke tempat yang lebih aman. Dan, usahakan untuk tidak menelan mentah-mentah berita yang beredar. Khawatir berita yang tersebar tersebut hoaks.

Jadi, jangan menambah kepanikan dengan mengonsumsi atau bahkan menyebarkan berita hoaks. Fokus pada antisipasi dan informasi resmi supaya kita dapat melakukan mitigasi terhadap gempa.

TERDENGAR menyeramkan, ya? Namun, inilah realitas yang mesti kita ketahui dan persiapkan. Meskipun begitu, kita tetap harus bersyukur karena Indonesia memiliki kekayaan alam dan pemandangan yang indah. Mulai dari wisata pantai hingga gunung. Oleh kwrena itu, sebagai manusia yang dianugerahi kekayaan alam harus melestarikannya. Akan tetapi, kita juga tidak boleh melupakan, suatu waktu alam akan bergerak dan menyadarkan kita, betapa bumi pun ada rasa lelah.

Tidak apa-apa merasa takut, tetapi kita tetap harus realistis. Tiga lempeng tektonik tadi suatu waktu akan melepaskan energi ketika tidak kuat menahan lagi. Dan, saat itu tiba, maka kita pun sudah siap dengan antisipasi yang telah dipersiapkan. Daripada menghabiskan waktu, dihantui rasa takut dan overthinking. Sebaiknya gunakan waktu untuk mempersiapkan diri.

Selanjutnya, aku tidak lupa dan harus kusampaikan Jangan pernah lupa berdoa dan memohon perlindungan Allah Ta’ala. Bagaimanapun bumi ini adalah milik-Nya. Akan ada masanya pula kita kembali pada-Nya. Tentu persiapan yang kita lakukan bukan hanya menghadapi bencana. Ada persiapan yang jauh lebih penting, yaitu menjaga hubungan baik dengan Allah Ta’ala. 

Memang, Megathrust ini bersifat potensi, belum tentu terjadi. Namun, datangnya berita ini cukup membuat aku aware dan lebih merenungi lagi tujuan aku hidup. Mulai melakukan muhasabah diri, kira-kira kesalahan mana yang perlu dievaluasi? Namanya manusia memang tidak luput dari kesalahan. Akan tetapi, bisa jadi ini adalah teguran untuk kita, kan?

Cara antisipasi gempa bumi merupakan langkah-langkah ikhtiar dalam menyelamatkan diri. Namun, pada akhirnya kita adalah manusia yang perlu berpasrah diri. Bukan berarti kita tidak melakukan antisipasi sama sekali. Akan tetapi, selama masih ada kesempatan, maka harus dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Yuk, minimalisir kekhawatiran dengan persiapan. Kemudian, jalani hidup dengan baik.



Referensi:

https://vsi.esdm.go.id/press-release/sumber-gempa-bumi-zona-penunjam-megathrust

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://www.bmkg.go.id/gempabumi/antisipasi-gempabumi.bmkg&ved=2ahUKEwjt6MXws4GIAxXaRmwGHdb7IaAQFnoECCIQAQ&usg=AOvVaw1aZHqr9aUXch9uIu6HU6pj

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=http://inatews2.bmkg.go.id/%23:~:text%3DIndonesia%2520merupakan%2520daerah%2520rawan%2520gempabumi,bergerak%2520relatip%2520ke%2520arah%2520barat.&ved=2ahUKEwj-15HIqoGIAxWvoWMGHTR3PbIQFnoECE4QBA&usg=AOvVaw0YN6yvQ_974YrHfb2ErTz1

https://bpbd.pangkalpinangkota.go.id/berita/read/1/2024/pentingnya-mempersiapkan-tas-siaga-bencana

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20240814112038-33-562933/bmkg-warning-gempa-megathrust-kenali-apa-itu-tas-siaga-bencana



Posting Komentar