TIDAK semua orang suka dinasihati. Nasihat itu seperti kesalahan yang dibalut dengan kepedulian. Cukup sensitif, sehingga perlu sikap elegan dalam menasihati.
Semua orang memahami esensi nasihat adalah bentuk perbaikan diri. Namun, tidak semua orang memahami cara menasihati yang baik. Akhirnya melukai hati orang lain dan justru tidak ada perbaikan.
Nasihat yang harusnya jadi tempat kepedulian kita, kalau salah sikap bisa berujung mempermalukannya. Wajar kalau banyak yang tidak suka dengan nasihat. Sejatinya, nasihat itu adalah kebaikan.
Sikap Elegan, Cara Menasihati yang Baik
Apakah kamu pernah, mendpahkan nasihat baik dari seorang teman? Sebetulnya tidak ada yang salah dengan nasihat yang disampaikan. Akan tetapi, cara penyampaiannya membuat kamu malu.
Nasihat tersebut disampaikan di depan umum. Teman kamu terang-terangan menyebutkan kesalahan kamu yang harus diperbaiki. Pada akhirnya, orang lain mengetahui kesalahan kamu.
Nasihat yang harusnya jadi pembelajaran, berujung rass malu. Hal ini bisa menyebabkan seseorang jadi tidak percaya diri. Nasihat yang harusnya mempererat hubungan, jadi merenggang.
Kadang-kadang, kita terlalu sibuk ingin menasihati orang lain, tetapi lupa untuk memperhatikan sikap stau cara penyampaiannya. Niat baik harus disampaikan dengan sikap baik.
1. Memvalidasi Kebenarannya
Manusia kadang-kadang terlalu mudah menilai dari pekerjaan pancaindra. Hanya mencukupkan informasi valid dari cara melihat dan mendengar.
Sejatinya, apa yang kita lihat dan dengar tidak melulu mengisyaratkan kebenaran. Kalau hanya mencomot tanpa validasi, berarti kita kurang literasi.
Cara menasihati yang baik harus didasari dengan validasi. Batapa kita harus melakukan analisis atau cari tahu lebih dulu sebelum melakukan validasi.
Dengan melakukan validasi, kita akan terhindar dari fitnah. Kalau kabar itu benar, coba pikirkan alasan mengapa dia seperti itu? Jangan langsung menyalahkan dan memandang sebelah mata.
2. Menentukan Waktu yang Tepat
Setelah mendapatkan validasi, mulai tentukan waktu yang tepat. Kira-kira kapan, ya, dia punya waktu luang untuk diajak bertemu? Apakah dia dalam kondisi yang baik-baik saja?
Kadang kita akan sulit menerima nasihat dari orang lain dalam keadaan banyak masalah. Dinasihati di saat berat seperti itu rasanya seperti sudah jatuh tertimpa tangga.
Dengan mengatur waktu dan memperhatikan kondisinya, setidaknya kita menunjukkan bentuk peduli. Artinya, kita memiliki empati yang baik.
3. Jangan Mempermalukan
Seperti yang telah kusinggung tadi, satu-satunya alasan nasihat gagal total dan malah melukai hati itu karena kita menasihati di depan umum alias di hadapan banyak orang.
Carilah tempat yang nyaman untuk bisa diajak bertemu. Tempat yang tidak terlalu banyak orang. Selama satu sama lain masih bisa berinteraksi dengan baik.
Dengan begitu, nasihat akan langsung sampai ke hati. Sampaikan dengan baik tanpa mengeraskan suara. Sehingga orang yang dinasehati merasa aman.
4. Bertutur Kata yang Baik
Cara menasihati yang baik selanjutnya adalah memilah fiksi yang tepat. Bertutur kata baik tanpa merendahkan. Sebab, menyampaikan kesalahan merupakan hal sensitif.
Biasanya, kesalahan berkaitan dengan perilaku atau sifat dia yang menurut kita masih bisa diperbaiki. Jangan kita mengintimidasi apa lagi menghardiknya.
Pertama-tama, ada baiknya kita ajak mendiskusikan hal lain. Menanyakan kabar dia dan kondisinya saat ini. Setelah dirasa dapat vibes yang nyaman, baru mulai menasihati.
Kita bisa gunakan kalimat, "Hei, menurutku mungkin sikapmu yang kemarin akan lebih baik kalau seperti ini, deh. Gimana menurut kamu?"
Atau, "Aku tau kamu orang baik, tapi aku cuma mau ingetin aja, tetap hati-hati, ya, dalam bersikap? Aku enggak mau kehilangan kebaikan kamu ini."
Nasihat bisa dibalut dengan diskusi, saling berpendapat, dan menghargai satu sama lain. Dengan ini, harapannya dia akan bisa berpikir dengan baik.
5. Berprasangka Baik
Sebelum menasihati, ubah pola pikir kita menjadi aku akan menasihati orang untuk kebaikan dirinya, bukan untuk menyalahkan kesalahannya.
Memang tidak semua orang menyadari kesalahannya. Untuk menyadarinya, tidak bisa menjelaskan kesalahan secara eksplisit, apa lagi sampai disalahkan.
Ada cara lain yang lebih elegan, yaitu dengan cara mengajak dia ke arah yang sebaliknya dari apa yang sudah dia lakukan. Jadi, kita bisa melakukan aksi lebih dulu dibanding verbal.
Meski kesalahannya valid, tetap saja kita tidak boleh berburuk sangka. Akan selalu ada alasan di balik sebuah kesalahan. Kita hanya membantu dia mencari alasan memperbaiki diri.. Membuat dia belajar dari kesalahan.
6. Menghindari Pemaksaan
Setiap orang pasti punya pandangan masing-masing dalam berkeyakinan. Baik itu benar maupun salah. Ini adalah hal yang benar-benar nyata di tengah kehidupan kita.
Menurut kita itu salah, menurutnya itu sebaliknya. Tidak ada salahnya untuk menasihati tentang apa yang menurut kita benar. Selama tidak menyinggung perasaan dan berujung pertikaian. .
Cukup sekali menasihati dan biarkan dia berpikir untuk memutuskan. Sebab, dia tang menjalani hidupnya dan dia tahu kejadian sebenarnya.à
Kita pun tidak bisa memaksa pendapat kita paling benar. Memaksa dia untuk mengikuti kemauan kita. Kita perlu belajsr menghargai orang lain.
7. Menjaga Rahasia
Niat menasihati kita hanya satu, belajar dan memperbaiki kesalahan. Bukan untuk mengaktualisasi diri bahwa kita ini baik kepada dia. M
Selain itu, setelah kita selesai memberi nasihat kepada seseorang, ada baiknya tutup rapat diskusi dan nasihat. Tidak perlu disebarkan ke semua orang.
Menasihati secara rahasia, artinya segala percakapan berupa nasihat ataupun kesalahan di dalamnya juga bersifat rahasia.
Jangan sampai niat dan sikap baik kita ini gugur karena kita telah melakukan dosa gibah. Jadi, lupakan segalanya dan tetap berkomunikasi baik Dengannya.
MENASIHATI memang tampak begitu mudah karena tinggal bicara. Akan tetapi, nasihat pun harus disampaikan dengan sikap elegan.
Nasihat di sini tidak melulu tertuju kepada orang lain. Kadang, diri kita sendiri pun selalu membutuhkan nasihat agar menjadi pribadi yang lebih haik lagi.
Tidak perlu merasa tidak enak atau merasa tidak pantas untuk menasihati. Nyatanya, amar ma'ruf nahi munkar adalah kewajiban kita sebagai muslim, 'kan?
Bersisian juga kita sambil berusaha terus memperbaiki diri. Sebab, manusia harus berproses dan berkembang agar memiliki kualitas hidup yang baik.
Paling penting, sebelum menasihati coba posisikan diri sebagai dia. Hal ini dilakukan supaya nasihat kita tidak terkesan menggurui.
Yuk, mulai sekarang terapkan cara menasihati yang baik dengan sikap elegan!
Posting Komentar