NYATANYA tidak semua orang mengenal dirinya sendiri. Ada orang yang tidak tahu kemampuan dan karakter dirinya. Tidak menyadari adanya kelebihan dan kekurangan diri.
Sayangnya, fenomena tersebut dipicu kleh hal yang sering kita lakukan. Kita jadi tidak Percaya diri. Membandingkan diri dengan orang. Merasa tidak pantas. Akan menghambat pengembangan diri
Memang betul, kita merupakan makhluk sosial. Hampir sebagian hidup kita dihabiskan dengan orang lain. Namun, bukan berarti kita terus memikirkan orang lain.
Inilah Alasan Belum Mengenal Diri Sendiri
Setiap orang sebaiknya punya kesadaran diri atau dalam istilah psikolog disebut self-awareness. Singkatnya, self-awareness adalah seseorang sadar akan kemampuan dirinya sendiri.
Sebuah riset dari Harvard Business Review mengatakan bahwa sedikitnya 10—15% dari 50 responden yang mempraktekkan self-awareness dengan benar.
Seorang psikolog, Tasha Eurich, menurutnya ada tiga faktor alasan tentang tingkat mengenali diri sendiri.
- Memiliki blind spot tertentu, yaitu ketika menjalani hidup dengan otomatis, tetapi tidak menyadari aspek-aspek lainnya.
- Feel-good effect, yaitu kondisi ketika kita hanya merasa bahagia saat diri sesuai dengan ekspektasi.
- Cult of Self (konsep pribadi Tasha Eurich), tingginya percaya diri akibat popularitas di media sosial
Artinya kita harus punya self-awareness untuk mengenal diri sendiri dengan baik. Cara paling sederhana, mulai perhatian dengan diri sendiri.
Dalam mengembangkan self-awareness, kita harus punya batasan agar terhindar dari akibat terlalu percaya diri. Kita juga harus tahu, alasan belum mengenal diri sendiri.
1. Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Tanda seperti ini salah satu pemicu alasan belum mengenal diri sendiri. Jika ini terjadi terus-menerus, artinya kita belum kenal siapa, sih, diri ini?
Sebenarnya kalau dipikir-pikir, apa, sih, keuntungan membandingkan diri dengan orang lain? Bukannya waktu jadi terbuang sia-sia, ya?
Kalau kita bandingkan diri dengan orang lain, berarti kita tidak menyadari kemampuan dalam diri. Fatalnya, mampu menjadikan kita seperti orang lain.
Tiap dari kita punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihan harus dikendalikan, kekurangan mesti dipelajari bukan dikomparasi dengan kelebihan orang lain.
Tidak adil rasanya kekurangan diri sendiri dikomparasi dengan kelebihan orang lain? Apa lagi kalau sampai underestimate dengan kelebihan/kemampuan diri sendiri.
Daripada sibuk membandingkan diri dengan orang lain. Yuk, mulai fokus kembangkan kemampuan diri dan mempelajari kekurangan. M
2. Berfokus pada Orang Lain daripada Diri Sendiri
Kehidupan itu milik kita sendiri. Tiap orang punya kehidupan dan ceritanya masing-masing. Mengapa kita tidak berusaha fokus dengan diri sendiri di kehidupan kita?
Kadang kita terlalu banyak mikirin kemampuan orang lain. Lantas, kemudian berasumsi kemampuan mereka lebih baik dari kita. Hidup ini punya kita atau mereka?
Coba mulai peduli dengan diri sendiri. Hal apa yang tidak kita sukai? Berani untuk berkata tidak dengan baik terhadap sesuatu yang tidak sesuai dengan diri sendiri.
Bukan menjadikan diri egois. Hidup ini harus seimbang. Harus banyak memikirkan diri sendiri, baru orang lain. Kita juga butuh ruang sendiri-sendiri.
3. Memiliki Harapan dan Ekspektasi Tinggi
Berharap dan berekspektasi itu wajar, penting juga untuk mengembangkan diri. Akan tetapi, kalau harapan terlalu besar dan ekspektasi ketinggian bisa jadi bumerang!
Jangan paksa diri untuk menjadi lebih dan lebih lagi sampai melampaui batas. Kadang-kadang hal seperti ini akan membuat kita jauh dengan diri sendiri.
Lakukan dengan perlahan,, selama kita masih mengenal diri sendiri. Harus berhati-hati dengan harapan dan ekspektasi. Ini alasan belum mengenal diri sendiri.
Dalam bayangan terasa menyenangkan, tetapi kalau tidak sesuai kenyataan? Apakah kita masih bisa senang?
4. Kurang Bersyukur
Alasan belum mengenal diri sendiri, kita selalu merendahkan diri. Nge-judge, kalau kita tidak keren dan tidak hebat! Tidak seperti orang lain.
Balik lagi ke harapan dan ekspektasi. Kalau ekspektasi kita tentang keren dan hebat itu standarnya sama dengan orang lain, ya, jelas kita tidak akan bisa keren!
Setiap dari kita punya kekurangan. Selain dipelajari, bukankah harus disyukuri juga? Kekurangan yang ada bukan untuk direndahkan, melainkan dikendalikan agar menjadi kekurangan yang baik.
Dengan self-awareness, selain menyadari kemampuan, kita juga akan sadar dengan kekurangan dan tahu cara mengendalikannya.
Belajar bersyukur . Seseorang yang mengenal dirinya dengan baik, dia telah mensyukuri apa yang dia dapatkan.
5. Tidak Mendengarkan Kata Hati
Selalu ikut kata orang lain, selalu ikut keputusan orang lain, selalu mengiyakan kata orang tentang kita. Lantas, apa kita sudah melakukan hal sama untuk diri sendiri?
Kata-kata orang lain yang berasumsi tidak baik tentang kita selalu didengarkan. Dimasukkan ke hati sampai menumpuk. Alhasil, kata hati terbungkam karena ditimbun perkataan orang lain.
Belajar mengempaskan asumsi orang tang menganggap kita tidak pantas. Daripada menelan asumsi rendah orang tentang kita, sebaiknya kita cukup tunjukkan dengan kualitas diri kita.
Tidak akan ada habisnya kalau kita mendengar omongan negatif orang. Sementara, kita mengabaikan kata hati sendiri. Sekarang, mulai untuk dengarkan diri kita sendiri.
MEMAHAMI alasan belum mengenal diri sendiri. Bisa menjadi acuan dalam mengembangkan diri. Dengan begitu, kita akan lebih mudah menghargai diri.
Kadang-kadang kita tidak mengenal diri sendiri itu, ya, karena kita selalu judging diri semaunya. Sejatinya, setiap orang istimewa dengan kemampuannya sendiri.
Percaya dengan diri kita sendiri itu penting. Dengan kepercayaan itu, setidaknya kita dapat memosisikan diri saat berinteraksi dengan orang lain.
Yuk, mulai seimbangkan hidup, jadilah bahagia. Hari ini mungkin belum mengenal diri sendiri, tetapi besok, pastikan kenali diri sendiri dengan baik!
Posting Komentar