SALAH, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Namun, ada segelintir orang yang menyalahkan dirinya sendiri atas sesuatu yang bukan salahnya. Sikap tersebut membuat seseorang merendahkan dirinya sendiri.
Lantas, ketika perasaan menyalahkan diri sendiri itu hadir. Selanjutnya, apakah kita mampu mengevaluasinya atau justru menghambat perkembangan kita?
Sibuk mengalahkan diri sendiri atas sebuah masalah, tanpa memikirkan solusi. Hanya akan membuat kita jadi takut untuk mencoba sesuatu yang baru. Bagaimana cara agar tidak menyalahkan diri sendiri?
Agar Tidak Menyalahkan Diri Sendiri untuk Menjaga Kesehatan Mental
Self-blaming atau menyalahkan diri sendiri adalah kondisi emosional yang tidak baik-baik saja. Hal tersebut dipicu karena sering menyalahkan diri sendiri.
Banyak alasan yang membuat kita melulu menyalahkan diri sendiri. Salah satunya karena mengalami pengalaman traumatis di masa lalu.
Bisa jadi, dahulu kita selalu disalahkan dan dianggap tidak bisa diandalkan. Pada akhirnya, tuduhan tersebut membekas dan tanpa sadar diamini oleh diri sendiri.
Kadang ketika suatu masalah terjadi, kita sibuk menyalahkan diri sendiri. Sejatinya, masalah itu terjadi karena hal lain, bukan karena kita.
Hanya saja, karena kita punya tuduhan membekas tadi, akhirnya kita mencari-cari kesalahan yang seakan-akan relevan dengan apa yang kita lakukan.
Misal, ketika kita merekomendasikam seseorang dalam suatu proyek. Namun, suatu hari, orang tersebut melakukan kesalahan fatal. Kita merasa tidak enak dan menyalahkan diri sendiri.
Padahal kalau ditelisik, kesalahan orang tersebut di luar kendali kita. Memangnya kita punya harapan atas kesalahan orang tersebut? Tidak, 'kan?
Dampak menyalahkan diri sendiri tentu akan berpengaruh negatif bagi kehidupan kita. Salah satunya dapat mengurangi kepercayaan diri dan meningkatkan insecurity.
Sementara, untuk bisa berkembang, kita harus memiliki kepercayaan diri sesuai porsi dan dapat mengendalikan rasa minder. Berikut agar tidak menyalahkan diri sendiri.
1. Mengakui Kesalahan, bukan Menyalahkan Diri
Saat kita melakukan kesalahan, akuilah. Mengakui bukan berarti kita menyalahkan diri sendiri, melainkan kita punya kesadaran untuk memperbaikinya.
Kalau dirasakan, memang dua hal ini punya perasaan yang sama. Yang mana kita akan merasa tidak enak dan merasa kecewa terhadap diri sendiri.
Meski punya respons emosi yang sama, tujuan dari dua hal itu berbeda. Kalau kita menyalahkan diri sendiri, berujung pada dampak buruk bagi mental kita.
Sementara, kalau kita mengakui kesalahan dengan kesadaran penuh. Kita punya tujuan untuk mengevaluasi diri. Tentang bagaimana agar kesalahan tidak terulang?
Jadi, ketika kita melakukan kesalahan. Segera sadari untuk diakui. Daripada menyalahkan diri sendiri, lebih baik mencari jalan keluar.
2. Mengatur Harapan dan Ekspektasi
Sumber kekecewaan dan kesedihan selalu bermula dari harapan dan ekspektasi. Namun, bukan berarti kita tidak bisa/enggak boleh berharap dan berekspektasi sama sekali.
Lagi-lagi segala hal di kehidupan ini perlu diatur sesuai porsinya. Teman-Teman pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.
Benar adanya. Dalam mengambil keputusan, pasti akan dibarengi dengan harapan hasilnya akan sesuai dengan ekspektasi. Namun, kita abai bahwa ada risiko dan konsekuensi yang harus dipersiapkan.
Sebab, banyak orang mudah kecewa terhadap keputusannya ssndiri. Agar tidak menyalakan diri sendiri, dalam mengambil keputusan kita perlu mempertimbangkan risiko dan konsekuensinya.
3. Fokus Pada Kendali Kita
Agar tidak menyalahkan diri sendiri, kita pun harus punya fokus yang tepat. Sadari bahwa kita bukan Avatar yang bisa mengendalikan semua elemen di bumi.
Pada akhirnya, kita hanya punya satu otak untuk berpikir banyak hal. Hanya punya dua mata untuk menjangkau beberapa meter. Punya dua telinga untuk mendengar secukupnya. Dua tangan untuk meraih yang dapat digenggam. Punya dua kaki untuk melangkah semampunya.
Artinya, kita dapat mengendalikan anggota tubuh sesuai kemampuan. Memangnya kita bisa menjangkau seluruh aspek kehidupan dengan anggota tubuh kita?
Sebagai manusia, kita pun memiliki batasan. Kita harus membatasi diri untuk tidak menampung semua masalah ke dalam diri kita.
Fokuslah pada sesuatu yang bisa kita kendalikan. Hal yang terjadi di luar kendali, cukup jadikan pelajaran. Tidak perlu dipikirkan sedemikian rupa sampai mengganggu mental.
Jika kita bisa fokus mengendalikan diri sendiri, kita bisa dengan mudah mengatur pikiran supaya tidak menyalahkan diri sendiri.
4. Mengkritik Diri sesuai Porsi
Manusia pasti melakukan kesalahan, maka kita juga butuh dikritik. Namun, jangan jadikan kritik sebagai ajang menyalahkan diri sendiri, ya!
Mengkritik diri sendiri menjadi momen kita introspeksi diri. Dalam hal ini kita memilah-milah kesalahan untuk kemudian dijadikan bahan pembelajaran.
Kritik tentu merupakan hal baik karena ada pemantik untuk kita berkembang. Hanya saja, mengkritik hal secara berlebihan—apa lagi bukan salah kita—hanya akan menyalahi diri sendiri.
5. Mengekspresikan melalui Tulisan
Pada akhirnya, fenomena self-blaming ini adalah hal yang manusiawi. Sebenarnya tidak masalah untuk melakukannya. Namun, manfaatkan momen tersebut dengan menulis di jurnal harian.
Tuliskan segala keluh kesah kita,, sebab akibat, dan alasan mengapa kita menyalahkan diri sendiri? Tumpahkan apa yang mengganggu pikiran kita.
Percayalah, bahwa tulisan mampu menjadi teman terbaik di saat semua orang tidak bisa memahami kita. Bahwa, tulisan mampu melepaskan beban dalam diri kita.
Setelah itu, biarkan jurnal harian terbuka seakan-akan jurnal itu tengah melepaskan emosi negatif yang membendung. Selanjutnya lakukan aktivitas menyenangkan.
Jika kondisi mental kita sudah lebih baik. Kita bisa kembali me-review apa yang telah ditulis di jurnal harian tadi. Pahami dan telisik, apa yang terjadi? Kemudian, lakukan evaluasi.
Kita Manusia yang Enggak Akan Bisa Sempurna,
Gagal itu pasti. Manusia tidak luput dari kesalahan. Terkadang sepiawai apa pun kita merancang rencana, berekspektasi tinggi, kalau semesta tidak berpihak? Ya s,udah, akan terjadi hal-hal di luar pikiran dan kendali kita.
Dari sekian banyak makhluk hidup, manusia dikatakan paling sempurna. Namun, secara kemampuan dalam memahami kehidupan, kita tidak sesempurna itu juga.
Ada kalanya kita melakukan kesalahan, baik sengaja maupun tidak. Namun, selama kita punya kesadaran untuk mengakui, maka jalani dan belajar.
Kesalahan ada bukankah untuk dipelajari? Bukan berarti kita harus dengan sengaja berbuat salah untuk bisa belajar dari kesalahan, ya!
Ketika kesalahan itu sudah terlanjur terjadi, mengapa harus ,menyalahkan diri sendiri? Lebih baik kita mempelajarinya agar tidak terlalu menyesali.
Kegagalan dan kesalahan itu sebuah proses. Manusia agar bisa berkembang, dibutuhkan proses, 'kan? Menurutku, proses itu mahal karena merupakan pelajaran berharga.
Jadi, agar tidak menyalahkan diri sendiri, yuk, ubah pola pikir bahwa kita sedang berproses untuk menjadi lebih baik!
—
Referensi:
https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/selalu-menyalahkan-diri-sendiri-apakah-tanda-gangguan-mental#:~:text=Selalu%20menyalahkan%20diri%20sendiri%20bisa,seseorang%20yang%20sedang%20sangat%20membutuhkan.
Posting Komentar