Preview

Hai, selamat datang di Neng Vina! Di blog ini kamu akan menemukan tulisan seputar kehidupan dan pengembangan diri. Barang kali kamu tidak akan merasa sendirian setelah membaca tulisanku. Enjoy my blog! 🧁

Persiapan Mental Sebelum Pergi Haji

Eid adha
HAJI merupakan salah satu rukun islam yang harus dilakukan jika mampu. Namun, kita tidak pernah luput dari cerita-cerita. Mereka yang rela menabung bertahun-tahun lamanya untuk bisa menunaikan haji.

Bahkan sampai ada yang rela menempuh perjalanan jauh menuju Mekah dengan mengendarai sepeda. Dia sempat viral di media sosial karena membagikan jurnal perjalanannya di Instagram. Butuh waktu berbulan-bulan untuk tiba di sana.

Artinya, mampu di sini bukan hanya dari segi finansial. Akan tetapi, kemampuan seorang muslim mau berusaha untuk berangkat haji dengan cara apa pun—selama itu baik. 

Secara finansial memang penting, secara pengetahuan ibadah haji pun sama pentingnya. Akan tetapi, kita juga harus tahu pentingnya persiapan mental sebelum pergi haji.

Persiapan Mental Sebelum Pergi Haji Agar Tidak Sia-Sia

Kita sudah masuk di bulan Dzulhijjah. Besok—17 Juni 2024, Senin—umat muslim kembali memperingati hari iduladha. Di sisi lain, rombongan haji tahun ini sudah berangkat dan melakukan ibadah haji di tanah suci. 

Siapa pun bisa berangkat haji, tetapi tidak semua umat muslim memiliki kesempatan tersebut. Sebab, selain membutuhkan banyak biaya, jadwal keberangkatan dengan batasan jemaah, serta niat dan usaha pribadinya untuk pergi haji.

Oleh karena itu, bagi umat muslim yang diberikan kesempatan dan kemauan untuk pergi haji. Perlu mempersiapkan diri supaya ibadah haji lancar dan tidak sia-sia.

Persiapan yang dilakukan pun bukan hanya pengetahuan terkait rukun dan tata cara haji. Kita juga harus melakukan persiapan mental. Mengingat akan banyak tantangan yang mesti dihadapi.

Persiapan mental sebelum haji

1. Keikhlasan

Bukan hal mudah dalam menjalani ibadah haji. Bahkan, tidak semua umat muslim memiliki keinginan penuh untuk pergi haji. Artinya perlu keikhlasan hati untuk menjalani ibadah haji.

Ikhlas melakukan haji semata hanya karena Allah Ta’ala. Ikhlas pergi haji karena memiliki kemampuan untuk menyempurnakan rukun islam. Persiapan mental sebelum pergi haji satu ini paling utama.

Teguhkan keikhlasan dengan meningkatkan ibadah wajib dan sunah sebelum haji. Seperti makin khusyuk dalam salat, melakukan salat sunah, memperbanyak zikir, bersedekah, memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusia.

Keikhlasan tentunya akan terbangun dan kita akan siap untuk beribadah haji di tanah suci. Persiapan tersebut setidaknya akan melatih kebiasaan baik saat di tanah suci, bahkan ketika pulang.

2. Meneguhkan Hati dan Kesabaran

Seperti yang kita ketahui bahwa ibadah haji memiliki serangkaian kegiatan yang wajib diikuti. Maka, persiapan mental sebelum pergi haji selanjutnya adalah meneguhkan hati.

Mengingat secara suhu dan lingkungan di tanah suci berbeda dengan Indonesia. Kegiatan haji yang akan berdesakan dengan jemaah dari negara lain. Belum lagi jika ingin mendatangi tempat sakral seperti hajar aswad.

Jika keteguhan hati tidak dijaga dengan baik, khawatir akan mengganggu niat ikhlas kita dalam beribadah haji. Dalam hal ini, perlu yang namanya kesabaran. Kesabaran adalah solusi keteguhan hati.

3. Mengelola Emosi dan Pikiran

Persiapan mental sebelum pergi haji satu ini masih berkaitan erat dengan poin sebelumnya. Keteguhan hati dan kesabaran tidak lepas dari cara kita mengelola pikiran dan emosi.

Saat di tanah suci, manusiawi jika pikiran kita akan berkecamuk. Menatap keindahan Ka’bah. Berada di tengah-tengah kerumunan besar. Berimpitan dan berdesakan dengan jemaah lain.

Kita perlu menjaga pikiran, kembali ingat tujuan pergi haji. Hindari pula berburuk sangka apabila ada hal-hal kurang menyenangkan terjadi. Sebab, tidak menutup kemungkinan perjalan di tanah suci akan mulus-mulus saja.

Menginjakkan kaki di tanah suci akan mengguncang emosi kita. Bahagia tiada tara, haru tidak menyangka, ingin menangis. Tidak jarang pula timbul rasa marah dan kesal dengan orang sekitar.

Emosi-emosi tersebut—terutama emos negatif, perlu dikelola dan diseimbangkan. Jangan sampai emosi negatif tadi membuat ibadah haji kita jadi sia-sia. Apa lagi kita telah melakukan banyak persiapan.

4. Bertawakal dan Memperkuat Keimanan 

Tidak bisa dipungkiri, ada kekhawatiran sebelum pergi haji. Apakah kita akan ‘diterima’ di tanah suci? Apakah segala perbuatan kurang baik kita akan terpampang di sana? Konon katanya seperti itu.

Persiapan mental sebelum pergi haji pun perlu memperkuat keimanan. Meyakini bahwa niat baik kita pasti akan sampai kepada Allah Ta’ala. Meyakini ibadah haji yang kita lakukan semata untuk mencari dan mendapatkan rida Allah Ta’ala.

Yakini juga bahwa apa-apa yang terjadi baik eebelum, saat, dan sesudah pergi haji merupakan takdir baik dari Allah Ta’ala. Dalam hal ini, kita perlu bertawakal atau memasrahkan diri.

Pasrah bukan berarti tidak melakukan apa pun. Justru, pasrah dilakukan setelah kita melakukan usaha dan perjuangan. Dengan bertawakal, tidak menutup kemungkinan kita akan mendapat ketenangan dalam menjalani ibadah haji.

Menjaga kesehatan

5. Menjaga Kesehatan

Ibadah haji juga membutuhkan fisik yang kuat. Persiapan mental sebelum pergi haji juga perlu dilakukan dengan memastikan kesehatan fisik. Mental yang sehat harus diimbangi dengan fisik yang kuat pula.

Dilansir dari laman Halodoc, mempersiapkan kekuatan tubuh sebelum haji bisa dilakukan dengan rutin berjalan kaki setiap pagi selama 30—60 menit. Kemudian berenang dan juga bersepeda.

Bagi lansia, cukup melakukan yoga atau pilates sebanyak lima kali dalam sepekan. Sehingga keseimbangan tubuh dapat terjaga.

Selain itu, selama persiapan kita perlu mengonsumsi makanan sehat dan bernutrisi seperti buah dan sayuran yang mengandung vitamin D dan kalsium. Bertujuan untuk menjaga kekuatan tulang.

Kita perlu mengecek kesehatan kita, melakukan vaksinasi wajib bagi jemaah haji, memperbanyak minum agar terhindar dari dehidrasi. Tidak lupa menjaga pola istirahat dan melakukan kegiatan yang membuat kita lebih baik dan tenang. Hal ini supaya stres dapat dikendalikan.

Pemerintah Indonesia juga memberikan saran melakukan pencegahan terjadinya heat stroke saat ibadah haji. Dapat dicegah dengan menggunakan topi, kacamata hitam, tabir surya, dan semprotan yang diberikan untuk menghindari suhu ekstrem.

PERSIAPAN mental sebelum pergi haji ini perlu dipahami agar ibadah haji kita berjalan lancar dan sesuai. Banyak tantangan yang harus dihadapi. Kita pun perlu menjaga kebersamaan dan solidaritas sesama jemaah haji. Itulah persiapan-persiapan yang dapat kita lakukan. Semoga kita semua mendapatkan kesempatan untuk beribadah haji. Aamiin. 


Referensi:

https://www.pusatumroh.id/pentingnya-persiapan-mental-dalam-menjalani-ibadah-haji/

https://www.cermati.com/artikel/persiapan-mental-sebelum-haji

https://www.halodoc.com/artikel/pentingnya-persiapan-fisik-dan-mental-sebelum-berangkat-haji

7 komentar

  1. Siapa sih yang ngga merindukan beribadah ke tanah suci. Apalagi haji, yang sekarang aja antrinya puluhan tahun. Benar aja kalo meneguhkan hati dan kesabaran dimulai dari menunggu antrian berangkat. Belum lagi serangkaian ibadah di sana juga. Penting sekali persiapan mehtal dalam mengelola emosi dan pikiran.

    BalasHapus
  2. Pergi haji itu mengapa ketentuannya mampu, karena tidak hanya sekedar biaya saja tapi fisik dan mental juga harus mampu

    BalasHapus
  3. Persiapan mental sebelum berangkat haji sama pentingnya dengan persiapan fisik ya. Seperti pengingat buat kami yang belum berangkat haji, ternyata kami juga perlu mempersiapkan kesehatan mental. Makasih ya Kak sharingnya.

    BalasHapus
  4. Banyak banget hal yang harus disiapkan untuk ke tanah suci ya. Di atas semua itu harus tetap menjaga hati, jangan sekali pun salah niat.

    BalasHapus
  5. Masyaallah, banyak juga persiapan sebelum haji ya kakvin, semoga kita semua dimampukan berangkat haji.. Aamiin...

    BalasHapus
  6. Ternyata bukan cuma materi aja yang perlu disiapkan, persiapan mental juga gak kalah pentingnya.. Semoga kita semua dimampukan berangkat haji.. Aamiin..

    BalasHapus
  7. Persiapan di atas terkesan sederhana, ya, Kak. Namun efeknya tetap saja besar jika nggak bisa dikondisikan sejak awal.

    BalasHapus