RASA TAKUT merupakan hal yang manusiawi. Namun, ketakutan akan memiliki dampak buruk kalau-kalau sudah mengganggu kehidupan sehari-hari. Artinya, kita harus bisa mengendalikan rasa takut.
Memang, rasa takut itu wajar ketika akan menghadapi sesuatu. Baik itu hal baru atau sesuatu yang dianggap menyeramkan. Misal, takut dengan keberadaan hantu atau hal-hal yang sifatnya subjektif.
Rasa takut sendiri punya dua tahapan tersendiri. Dilansir dari Halo Sehat, dua tahap ketakutan tersebut yakni biokimia dan reaksi emosional.
Ketika kita merasa takut, tubuh akan melepaskan banyak sekali hormon stres adrenalin. Akibatnya, fisik akan mengeluarkan keringat dan jantung berdegup kencang.
Seperti misal ketika kita akan mencoba atau melakukan hal baru. Atau hal umum lainnya seperti harus presentasi di muka umum. Hal tersebut akan memicu rasa takut dan gugup. Alhasil kita harus mengendalikan rasa takut tersebut.
Hal-hal seperti itu wajar karena semua orang pasti mengalaminya. Akan tetapi, ketika rasa takut sudah menjadi momok bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari mungkin sudah saatnya untuk ke dokter spesialis, ya!
Kiat-Kiat Mengendalikan Rasa Takut!
Kita pasti pernah berada di posisi ingin mencoba, tetapi takut gagal. Akhirnya malah membuat kita melewatkan kesempatan. Nah, perasaan seperti ini sebenarnya bagus.
Bagus kalau jadi bahan introspeksi diri untuk kemudian mengusahakannya dengan cara menjadi lebih baik. Namun, akan menjadi tidak bagus kalau-kalau malah bikin tidak mau melangkah dan takut mencoba.
Kalau takut mencoba, lantas bagaimana cara mengatasinya, ya? Ini kiat-kiat mengendalikan rasa takut!
1. Berpikiran Positif
Pola pikir yang positif juga penting untuk mengendalikan rasa takut. Namanya proses akan selalu ada up and down-nya. Tidak ada proses yang mudah.
Begitu pun dalam mencoba hal baru. Awalnya akan ada rasa takut karena kita belum pernah berada di posisi tersebut. Bukankah untuk mengetahuinya kita harus mencoba lebih dulu?
Sebelum itu kita harus punya pikiran yang positif. Akan selalu ada pikiran buruk yang menjatuhkan dan menghambat. Dan itu asalnya dari diri sendiri.
Mulai sekarang coba ubah dari frasa tidak bisa menjadi aku pasti bisa, aku tidak layak menjadi aku berhak dan layak untuk mencoba, takut menghadapi kegagalan menjadi siap menghadapi kegagalan.
Najwa Shihab pernah mengatakan kalau gagal itu penting karena di situ akan memicu keberhasilan. Ingat, ya, ada usaha pasti ada kegagalan.
Kegagalan itu bukan hal yang buruk, kok, kalau kita mau berpikir positif. Sebab, perkembangan akan selalu butuh kegagalan untuk dipelajari, kan?
2. Membayangkan Skenario Terburuk
Yup, ternyata skenario terburuk juga dibutuhkan, lo! Namun, kiat satu ini harus diterapkan dengan amat bijak. Dalam artian, tujuannya harus jelas.
Membayangkan hal buruk di sini bukan berarti harus berpikir negatif, melainkan jadi salah satu pikiran positif. Misalkan, membayangkan hal buruk akan terjadi ketika mencoba suatu hal.
Sebagai contoh, kita ditawari kerja sama. Selain mencoba untuk meyakinkan diri bahwa kita mampu, kita juga membayangkan bagaimana kalau tiba-tiba nanti terjadi masalah internal antara kedua belah pihak?
Nah, dalam hal ini, kita harus mempersiapkan diri kalau-kalau hal buruk itu terjadi. Sehingga ketika terjadi betulan, kita bisa dengan mudah mengendalikan rasa takut.
Bukan berarti kita berdoa skenario terburuk itu akan terjadi, ya! Kita tidak pernah tahu masa depan akan seperti apa.
Jadi, tujuannya adalah untuk mengantisipasi, bukan untuk menyakiti diri bahkan sampai tidak mau mencoba. Sebab, akan selalu ada pelajaran di balik ketidaksesuaian , kan?
3. Menerima Kenyataan
Kadang kalau hidup mulus-mulus saja, suka merasa curiga tidak sih? Akibat terlalu sering mengecap asam garam kehidupan, tiba-tiba ada rasa manis langsung merasa, “Hm, ada apa ini?”
Tanpa disadari, kalau kita sudah ada di posisi itu, artinya kita sudah bisa menerima kenyataan. Dengan begitu kita pun bisa menghadapi ketakutan.
Sebab, dengan menerima kenyataan, percaya deh, kita akan lebih mudah mengendalikan ketakutan dan kita lebih siap.
Memang, takdir yang terjadi kadang-kadang tidak bisa kita kendalikan. Akan tetapi, bukan berarti kita tidak bisa melaluinya, ‘kan? Dan untuk melaluinya, ada rasa takut yang harus dikendalikan.
4. Mengidentifikasi Pemicunya
Dari Mental Health Foundation, agar rasa takut dapat dikendalikan, ada baiknya untuk lebih dulu kita ketahui pemicunya. Apa-apa aja yang bikin kita merasa takut?
Kemudian, identifikasi dengan cara menulis catatan harian. Bertujuan untuk mengetahui sesuatu apa yang menjadi pemicu rasa takut kita?
Selain itu dengan menuliskan catatan tersebut, kita bisa merancang target-target yang harus dilakukan kalau-kalau sesuatu yang ditakutkan itu datang lagi.
5. Menghadapi Rasa Takut
Pada akhirnya, kiat paling dekat adalah, ya, dengan menghadapi rasa takut itu sendiri. Untuk mengendalikan sesuatu, bukankah kita harus mengenali bahkan menghadapi sesuatu tersebut?
Intinya adalah kita mesti berdamai dengan ketakutan tersebut. Untuk mengetahui apa kita sudah berhasil mengendalikannya, ya, kita harus mencoba.
Sebab, tidak mungkin, ‘kan, kita terus-menerus menghindari rasa takut? Kalau begitu, artinya kita dikendalikan oleh rasa takut kita sendiri. Fatalnya, membuat kita jadi tidak berkembang.
ITULAH kiat-kiat yang bisa dilakukan supaya rasa takut bisa dikendalikan. Selain itu, karena adanya reaksi emosional dari rasa takut, kita bisa belajar untuk mengelola emosi tersebut.
Maksudnya, ketika rasa takut datang, coba untuk tenangkan diri. Yakinkan pada diri kalau kita bisa melaluinya dan layak untuk berada di sana. Atur napas secara perlahan dan temukan ketenangan diri.
Tidak semua hal harus dicoba, kok. Selama itu positif dan sesuai dengan apa yang kita suka, mengapa tidak? Kita tidak pernah tahu, kesempatan mana yang akan mewujudkan impian kita.
Satu hal yang pasti bahwa kita pasti akan menghadapi rintangan. Kita akan terbebas dari rasa takut ketika kita mau melangkah untuk menghadapi rintangan tersebut.
Jadikan rasa takut sebagai pemicu dan ajang persiapan diri. Bersiaplah menjadi diri yang lebih baik dan penuh perkembangan!
Jadi, apakah kamu sudah siap untuk mengendalikan rasa takut dan menjadi si pemberani?
—
Referensi;
https://hellosehat.com/mental/gangguan-kecemasan/cara-menghilangkan-rasa-takut/
Posting Komentar