TETANGGA baik kini menjadi sesuatu yang diidam-idamkan. Bahkan, tetangga baik jadi kriteria tersendiri saat mencari rumah.
Tidak bisa dipungkiri, drama hidup bertetangga sering terdengar meresahkan dan menggelitik. Tentunya kita ingin tinggal dalam lingkungan bertetangga yang menyenangkan.
Dengan banyaknya karakteristik orang yang berbeda. Kadang-kadang kita juga mesti bisa memahaminya. Akan tetapi, dalam bersikap tetap ada batasan tersendiri.
Tinggal di sebuah lingkungan dengan tetangga yang baik adalah anugerah terindah. Dimulai dari tetangga yang peduli, ramah, bahkan tidak julid.
Konflik dalam bertetangga memang wajar. Bukan berarti hal tersebut bisa berlangsung lama dan membuat lingkungan jadi terasa tidak nyaman.
Bagaimanapun kita akan selalu membutuhkan tetangga untuk membantu kita. Penting bagi kita mengetahui kiat menjadi tetangga idaman.
Kiat Menjadi Tetangga Idaman biar Tidak Dikira Julid!
Ada sebuah peribahasa dari Arab yang berbunyi, "Pilih tetangga terlebih dulu, baru pilih rumah."
Peribahasa tersebut secara eksplisit menjelaskan bahwa tetangga punya peran penting dalam memilih rumah untuk ditinggali.
Seakan-akan tetangga punya karakter yang mesti diwaspadai. Kadang-kadang kita tidak bisa mengontrol cara orang bersikap.
Ada yang lebih penting dari memilih tetangga sebelum memilih rumah. Yaitu, menjadi tetangga yang baik untuk tetangga kita sendiri.
Pernah dengar, ‘kan, kalau apa yang kita tanam pasti itu yang dituai? Nah, ada baiknya kita berusaha menjadi tetangga yang baik lebih dulu untuk mendapat tetangga yang baik.
Jadi, bagaimana kiat menjadi tetangga idaman? Yuk, kita simak!
1. erprasangka Baik dan Hindari Ngegosip
Dalam suatu lingkungan pasti akan ada spot-spot tertentu yang biasanya dijadikan sebagai tempat 'berdiskusi'. Ibu-ibu biasanya diskusiin apa, sih?
Apakah mereka membahas harga sayur yang naik? Atau ngomongin soal stunting terhadap anak? Atau para ibu-ibu akan mengemukakan dan menghargai pendapat terhadap statement childfree?
Hmm, di manakah kita akan menemukan para ibu berdaster abis ngejemur pakaian, kemudian buru-buru ke warung sebelah buat bahas hal berbobot tersebut?
Sulit, tetapi kita harus berprasangka baik kalau pasti ada ibu-ibu seperti itu dan ibu-ibu itu adalah kita! Ya, jika kita adalah ibu-ibu, jadilah ibu-ibu yang seperti itu
Dalam diskusi ibu-ibu, kita harus berprasangka baik untuk menjadi tetangga idaman. Janganlah kita berasumsi buruk terhadap tetangga tanpa ada bukti.
Apa lagi kalau kita berasumsi hanya karena melihat dan mendengar. Pun, kalau ada bukti valid, tidak perlu disebar ke orang lain, nanti jadi julid!
Kalau sudah begitu pasti ujung-ujungnya berakhir gibah. Pada tau, ‘kan, gibah itu seperti makan bangkai? Masih mau gibah?
Kalau bertemu tetangga, coba bahas sesuatu yang kalau dibawa pulang ada makna dan pesan. Bahas soal rahasia suami tidak selingkuh, misalnya.
Kalau misal ada anak tetangga yang pulang malam. Jangan berpikir aneh-aneh, bisa aja dia kerja, kan? Kalau ada tetangga yang belum nikah-nikah, bisa saja dia sedang menabung, kan?
Betapa omongan julid kita yang berprasangka buruk terhadap tetangga kita itu beracun. Secara tidak sadar kita menyerang mentalnya, lo!
Bahasan ringan semacam basa-basi selama tidak menjelekkan dan berprasangka buruk kepada orang lain lebih baik. Jadilah tetangga yang selalu berprasangka baik terhadap tetangga, ya!
2. Saling Membantu
Kiat menjadi tetangga idaman yang paling penting dan harus dimiliki oleh kita dalam hidup bertetangga. Membantu satu sama lain.
Tetangga adalah teman, keluarga, orang luar terdekat yang akan dengan mudah kita temui. Rumah yang saling berdampingan, pasti akan mudah berinteraksi.
Tanpa sengaja, mungkin kita sedikit tahu keseharian tetangga. Misal, jika ada permasalahan, kita bisa bantu dengan tidak menyebarkan gosip.
Seperti contoh, memberi makanan kepada tetangga yang membutuhkan. Jika ada tetangga yang sakit, inisiatif untuk menjenguk dan mendoakan kesembuhan. Jika terkena musibah, kita membantunya dengan bersimpati dan berempati.
3. Partisipasi dalam Kegiatan Sosial
Untuk menjaga komunikasi dan kebersamaan dalam suatu lingkungan bertetangga. Para pengurus lingkungan pasti akan mengadakan kegiatan sosial.
Sebagai contoh membuat organisasi ibu-ibu PKK yang melakukan kegiatan pengajian rutin di masjid/musala. Acara arisan yang juga melakukan perkumpulan rutin.
Bagi bapak-bapak ada pula kegiatan keamanan atau kerja bakti. Kemudian, bisa juga membuat persatuan sepak bola agar kebersamaan makin erat.
Untuk para remaja dan dewasa pun bisa membuat organisasi risma atau remaja islam masjid. Membuat perkumpulan untuk memeriahkan acara-acara besar untuk diadakan di lingkungan.
Seperti kegiatan 17 Agustusan, hari-hari besar lainnya yang bisa dirayakan bersama-sama dengan para tetangga.
Aktif berpartisipasi, kita bisa kenal lebih dekat dengan para tetangga. Selain itu, kehidupan sosial juga jadi lebih berwarna dan berkualitas.
Yuk, mulai terapkan kiat menjadi tetangga idaman satu ini!
4. Bersikap Ramah dan Sopan
Kita menjadi tetangga idaman satu ini penting banget. Dari sini para tetangga akan menilai, kita ini orang yang seperti apa? Apakah membuat mereka nyaman atau sebaliknya?
Sederhananya, tentang sikap dan sifat kita terhadap tetangga. Misalnya, kalau bertemu di jalan, usahakan untuk menyapa, minimal melempar senyum.
Menyapa dengan sopan misal kepada orang yang lebih tua, menggunakan kata ganti yang sepantasnya. Begitu juga yang lebih muda, sehingga kita tidak dicap tetangga sombong.
Pun, sebenarnya kalau kita bertemu tetangga lain dan tidak disapa, jangan berburuk sangka, ya! Inisiatif aja dulu, kalau masih dicuekin, ya sudah, tidak apa-apa.
Selama kita berbuat baik dengan orang lain dan tidak punya prasangka buruk terhadap orang lain. Itu udah cerminan diri bahkan tetangga yang baik.
Selain itu, kita juga bisa memberi makanan yang kita bikin, seperti kue, dll. Atau memberikan hadiah dan oleh-oleh.
5. Menjaga Keamanan dan Kenyamanan Bersama
Menjaga keamanan bukan hanya petugas keamanan saja dalam suatu komplek (bila ada). Akan tetapi, hal tersebut menjadi hak bersama demi kenyamanan bersama.
Misal dengan membayar petugas keamanan, atau kalau mau lebih hemat mengadakan kegiatan siskamling dengan jadwal beda-beda per hari oleh bapak-bapak.
Jika ada kemalingan, jangan menyalahkan satu sama lain. Meskipun sudah ada penjagaan, tetap kita harus punya parameter dalam menjaga rumah kita sendiri.
Tidak cuma itu, kalau ada pohon tetangga berbuah, jangan diambil tanpa izin meski sudah mengenal. Tidak mengotori halaman rumah tetangga. Tidak menghalangi rumah tetangga dengan parkir sembarangan.
Jika akan ada hajatan di rumah kita, lakukan perizinan agar tidak mengganggu. Ajak dan undang mereka sebagai bentuk terima kasih.
Dengan begitu, keamanan dan kenyamanan akan saling menjaga satu sama lain.
ITU dia kiat menjadi tetangga idaman, sebelum kita mulai memilih mencari tetangga yang baik. Sebab, kita harus mulai dari diri sendiri lebih dulu, baru orang lain.
Hal paling dasar dalam hidup bertetangga adalah bagaimana kita bisa menghargai dan menghormati mereka. Dengan begitu, kita akan diperlakukan dengan sama.
Namun, bukan berarti kita berbuat baik hanya untuk mendapatkan balasan pula. Melainkan, kita harus berbuat baik dengan tulus.
Apabila perbuatan baik kita justru dibalas dengan hal buruk, maka kita bisa mengurangi interaksi dengannya. Balas dendam dan menyebarkan keburukannya bukanlah solusi, melainkan kita pun telah berbuat buruk kepadanya.
Jadi, sudah siap menerapkan kiat menjadi tetangga idaman
Posting Komentar