MENCINTAI diri pun masih tidak cukup kalau kita masih belum bisa menghargai diri sendiri. Sementara, menghargai diri sendiri adalah hal paling mendasar.
Ketika kita mengaku telah mencintai diri sendiri. Akan tetapi, di sisi lain kita masih kesulitan untuk menghadapi konflik dengan diri sendiri.
Katanya. sih, self love, tetapi masih suka membandingkan diri dengan orang lain. Masih butuh pengakuan atau validasi orang lain atas pencapaian kita.
Seakan-akan proses dan usaha kita didasari orang lain, bukan karena diri sendiri. Klise, tetapi masih banyak orang abai akan hal tersebut.
Pada akhirnya, kita akan selalu merasa rendah diri karena terlalu mematok penilaian orang lain daripada diri kita sendiri. Hal ini akan membuat kita jadi sulit untuk berkembang.
Kiat Menghargai Diri Sendiri untuk Jadi Versi Terbaik
Tindakan menghargai diri sendiri, dalam ilmu psikologi disebut self esteem. Dengan self esteem yang sehat, seseorang dipastikan akan lebih mudah menjalani hidup dan menghadapi tantangan.
Sebelum kita benar-benar mulai untuk mencintai diri sendiri. Ada kalanya kita mesti memperkuat fondasi tentang bagaimana kiat menghargai diri sendiri?
Self love bukan hanya upaya mencintai diri, melainkan harga diri atau apresiasi yang telah kita beri ke diri kita sendiri.
Pentingnya menghargai diri sendiri karena dapat menentukan proses kita dalam mencapai tujuan dengan percaya diri.
Selain itu, self esteem yang baik akan membuat kita lebih leluasa lagi dalam mengekspresikan pendapat dan membuat hubungan baik terjaga.
Perlu diperhatikan bahwa hasil tidak bisa melulu dijadikan patokan, tetapi ada proses yang harus dihargai dan dinikmati. Begitu juga dengan kehidupan kita sendiri, butuh dihargai.
Dengan menghargai diri dan kehidupan kita, akan lebih mudah untuk berkembang. Bukankah manusia selain bertumbuh, juga butuh mengembangkan dirinya?
1. Tulis Kelebihan dan Kekurangan
Kiat menghargai diri sendiri yang bisa dilakukan adalah dengan memetakan terkait kelebihan dan kekurangan. Tunggu, bukannya menghargai diri itu tentang hal positif, ya? Kenapa harus mencatat kekurangan juga?
Kita harus tahu kalau tidak ada manusia yang sesempurna itu. Kadang, sikap perfeksionis itu jadi hambatan untuk kita berkembang dan menghargai diri.
Dengan mencatat kelebihan dan kekurangan. Bertujuan untuk memahami dan lebih mengenal siapa diri kita? Sebab, bukan hanya kelebihan yang butuh dihargai, melainkan kekurangan juga.
Tidak perlu minder sama kekurangan sendiri, orang lain juga punya, kok. Kalau kita masih denial, berarti kita menutup mata atas kekurangan orang lain.
Lagian, mana ada, sih, orang yang mau menunjukkan kekurangannya. Jadi, tidak usah insecure, tetap bersyukur dengan apa yang kita miliki.
O, iya, kalau merasa kesulitan deskripsikan kelebihan sendiri. Bisa ajak diskusi tentang kelebihan kita dengan orang lain orang tepat.
2. Self Talk
Coba, deh, luangkan waktu dalam sehari setidaknya beberapa menit untuk self talk. Yups, momen ketika kita berbicara dengan seseorang dalam diri kita. Bukan berarti alter ego, ya!
Suka merasa tidak, sih, kita selalu mager atau takut ketika kita akan memutuskan sesuatu? Artinya, kita seperti punya dua sisi yang berbeda.
Nah, self talk ini membangun interaksi intim dengan diri sendiri yang selalu menjadi penghambat atas tujuan kita. Mungkin kita suka dengar atau baca motivasi, tetapi tetap saja penggeraknya diri sendiri, 'kan?
Katakan pada diri kita kalau kita layak dan kita mampu. Kasih apresiasi semacam kita hebat dan terima kasih karena sudah melalui proses dengan baik, meski hanya sedikit, tetapi setidaknya ada progres.
Minta maaf ketika kita mulai merendahkan diri sendiri, membandingkan diri, atau bahkan menyalahkan diri sendiri. Katakan juga kalau kita harus bisa berusaha untuk lebih baik lagi.
Mungkin awalnya akan terasa aneh, tetapi hal tersebut bisa memunculkan perasaan menghargai diri.
3. Self Reward
Self talk memang mampu memantik percaya diri dan semangat dalam diri. Namun, tidak ada salahnya untuk kita memberikan self reward atas pencapaian sendiri.
Sebetulnya hal tersebut tergantung pribadi masing-masing. Ada orang yang merasa cukup hanya dengan melakukan self talk dan ada pula orang yang suka dengan self reward.
Keduanya tidak ada yang salah karena setiap orang punya cara sendiri untuk bahagia, 'kan? Jadi kembalikan pada diri kita sendiri, ya!
Dengan self reward akan membuat diri kita menjadi lebih merasa dihargai. Misalnya, setelah memberanikan diri menghadapi tantangan dan akhirnya berhasil. Rayakan kesuksesan tersebut dengan self reward.
Self reward bukan hanya merayakan keberhasilan. Ketika kita berhasil melakukan sebuah progres, misalnya membangun kebiasaan sehat, mulai rutin olahraga, ketika ada perkembangan, tidak ada salahnya untuk memberikan reward.
4. Pengakuan Orang Lain bukan Patokan
Kiat menghargai diri sendiri yang satu ini memang sedikit sulit. Sebab, kadang masih ada terbesit rasa ingin diakui hasil atau karya yang telah kita buat.
Misalnya, ketika kita memposting suatu karya di media sosial. Awalnya kita berharap bahwa akan mendapat atensi dari pengikut atau setidaknya teman kita sendiri.
Ketika atensi tersebut tidak ada dan tidak sesuai harapan, alhasil kita akan merasa kurang bersemangat dan merasa kecewa.
Jika begitu, berarti kita sudah memasang penilaian orang lain sebagai patokan kualitas karya kita. Memang, ketika orang lain memuji karya kita, itu menandakan karya kita bagus.
Bukan berarti hal itu lantas dijadikan patokan, tetapi dijadikan bahan evaluasi. Kalau karya kita kurang disambut baik, setidaknya ada diri kita yang menghargai karya kita sendiri.
Jadi, kita tidak bisa melulu butuh pengakuan orang lain atas hasil kita. Akan tetapi, kita lebih butuh diri kita sebagai support system terbaik. Dengan begitu akan lebih mudah bagi kita untuk evaluasi.
5. Berekspektasi Sewajarnya
Ekspektasi yang ketinggian hanya akan membuat kita sakit saat terjatuh. Ekspektasi yang tinggi bagus, tetapi kita juga harus menyadari bahwa hasil adalah hal di luar kendali kita. Sementara, kita hanya punya kendali untuk berproses.
Eits, bukan berarti kita malah berhenti berekspektasi. Ekspektasi boleh, kok, tetapi wajar-wajar saja. Harus dibarengi dengan proses.
Pahami bahwa tidak ada yang instan di dunia ini. Segalanya membutuhkan proses. Proses inilah yang menjadi pelajaran dan pengalaman berharga dalam hidup.
Pasang ekspektasi sesuai kemampuan. Step by step, layaknya naik tangga, kita harus memijak satu per satu dari tangga paling bawah untuk bisa sampai di atas, 'kan?
6. Positive Circle
Kadang nih, ya, hal yang bikin kita jadi kurang menghargai diri sendiri bisa jadi karena faktor lingkungan sekitar.
Misalnya kita merasa rendah diri saat lingkungan sekitar memandang sebelah mata diri kita. Atau bahkan, berani mengolok-olok secara verbal.
Bertahan pada circle seperti itu hanya membangun emosi negatif dalam diri, sehingga dapat memengaruhi mental kita dalam menghadapi sesuatu.
Kalau kita merasa tidak nyaman, takut, dan sulit berekspresi pada suatu circle. Yuk, sudah saatnya ditinggalkan dan cari circle yang bisa mendukung dalam memberikan kritik dan saran membangun. Ini merupakan kiat menghargai diri sendiri.
7. Mindset bahwa Kita Layak menjadi Versi Terbaik
Kiat menghargai diri sendiri pada akhirnya tidak lepas dari bagaimana cara pikir kita terhadap diri sendiri. Nyatanya, pola pikir punya kendali besar terhadap emosi dan mental kita.
Kalau pikiran berkata kita tidak bisa, ya tidak akan bisa. Sebaliknya, kalau pikiran bilang kita pasti bisa, pasti bakal bisa. Sebab, ada usaha untuk mencoba. Kalau berpikir tidak bisa, ya, gimana mengetahui hasilnya kalau belum atau takut mencoba?
Mulai sekarang coba tanamkan pola pikir dari tidak bisa jadi belum bisa dan mulai mencoba. Mencoba adalah langkah awal kita untuk berkembang. Meskipun hasilnya tidak sesuai, tetapi setidaknya kita sudah naik level karena proses.
Pahami bahwa setiap manusia itu punya keunikan sendiri. Aku unik, kamu juga unik. Kamu tidak punya sesuatu yang aku punya. Pun, aku tidak punya sesuatu yang kamu miliki.
Bisa dibilang itu merupakan faktor X. Tinggal bagaimana kita menggali faktor tersebut menjadi sesuatu yang potensial. Kalau kita masih suka membandingkan diri dengan orang lain, percayalah itu hanya akan membuang waktu.
Penilaian dan pengakuan orang lain atas hasil kita, itu bukan sebagai patokan untuk validasi. Namun, lebih dari itu. Sebab, menghargai diri sendiri adalah ketika kita menikmati proses dan kita mengapresiasi hasil dari proses itu sendiri.
KIAT menghargai diri sendiri itu bukan tentang menjadi egois melainkan mengevaluasi diri. Jadi, sudahkah kamu menghargai diri sendiri hari ini?
Posting Komentar