EMOSI merupakan salah satu ekspresi yang sering kali kita dengar. Bisa ditandai dengan pemberitaan terkait peristiwa yang memancing emosi.
Misal, kalau ada postingan atau status yang mengejek kita. Kemudian kita bergumam bahwa kita emosi karena melihat hal tersebut.
Memang emosi seperti apa, sih, yang terpancing? Marah? Bahagia? Takut? Lo, bukannya emosi itu punya arti marah, ya? Banyak, kok, orang yang bilang begitu!
Kadang sesuatu yang mendominasi itu belum tentu tepat. Bisa jadi hal tersebut terjadi karena adanya kebiasaan yang kurang tepat.
Dalam pembahasan kali ini, emosi yang diasumsikan oleh banyak orang sebagai sebuah amarah adalah kekeliruan. Nyatanya, emosi tidak hanya mencerminkan satu perasaan.
Nah, sekarang kita harus tahu kalau emosi bukan mencakup perasaan marah saja, melainkan ada emosi-emosi dasar yang berpengaruh dalam kehidupan kita sehari.
Emosi Bukan Amarah: Mengenal Jenis Emosi dalam Diri Manusia!
Sebelum kita mengenal jenis emosi yang ada dalam diri manusia. Ada baiknya untuk memahami terkait pemahaman emosi yang selama ini disalahartikan.
Menurut Don Hockenbury dan Sandra E. Hockenbury dalam bukunya “Discovering Psychology”, emosi adalah kondisi psikologi yang kompleks yang mencakup tiga komponen berbeda, yaitu pengalaman subjektif, respon fisiologis, dan respons perilaku/ekspresif (Cherry, 2019).
Dalam artikel milik Robert C. Solomon, disebutkan bahwa emosi adalah pengalaman kompleks akan kesadaran, sensasi jasmani, dan perilaku yang mencerminkan pemaknaan perseorangan terhadap sebuah kejadian, keadaan, atau peristiwa.
Dari pengertian tersebut, emosi ini mencakup komponen yang bisa berasal dari eksternal maupun internal. Oleh sebabnya, emosi punya pengaruh dalam kehidupan kita.
Salah satunya seperti emosi dapat memengaruhi kita dalam bertindak dan berpikir. Contoh, tatkala kita mengambil keputusan tentu dibutuhkan emosi yang stabil.
Otak kita memiliki elemen bernama amigdala. Amigdala yaitu filter emosi tertentu yang dimiliki otak. Di dalam otak, terdapat sistem limbik otak yang memproses pengalaman emosional.
Amigdala menyimpan memori sensorik dari pengalaman kita sebelumnya. Kemudian pengalaman tersebut digunakan sebagai informasi untuk menentukan perasaan/emosi kita terhadap pengalaman yang sedang terjadi.
Selanjutnya, tugas amigdala yaitu mengirim informasi tersebut ke bagian otak lainnya. Proses pengiriman tersebut akan menghasilkan pelepasan neurotransmitter dan hormon sesuai dengan peristiwa/pengalaman yang sedang terjadi.
Misalnya, pada saat kita merasa senang terhadap suatu peristiwa. Akan terjadi proses pelepasan dopamin, serotonin, endorfin, dan lainnya. Sehingga memengaruhi reaksi tubuh terhadap peristiwa tersebut.
Permisalan lain jika amigdala merespons reaksi jengkel dan kekhawatiran. Akan terjadi pelepasan epinefrin, norepinefrin, adrenalin, dan kortisol. Pelepasan tersebut bertanggung jawab atas respons lari atau lawan demi menjaga keamanan diri.
Sekarang, kita sudah mengetahui bahwa emosi punya makna yang berbeda dengan marah dan cara kerjanya. Yuk, kita kenali jenis emosi dalam diri manusia!
1. Bahagia
Jenis emosi dalam diri manusia satu ini pasti pernah kita rasakan. Dalam beberapa peristiwa mampu memancing emosi kita untuk merasa bahagia.
Contohnya, ketika kita mendapat nama kita sebagai salah satu pemenang atas lomba yang telah diikuti. Atau, ketika ssst perasaan cinta kita disambut dengan baik.
Perasaan bahagia tersebut memunculkan ekspresi yang riang. Respons fisiologis seperti tersenyum baik kecil maupun lebar.
Kebahagiaan sendiri merupakan emosi positif. Sebab, dapat memengaruhi kehidupan jadi lebih semangat dan lebih gembira dalam mengerjakan sesuatu.
2. Sedih
Bukan hidup namanya kalau tidak menghadirkan peristiwa-peristiwa yang membuat kita sedih. Nyatanya, sedih merupakan jenis emosi dalam diri manusia yang terkenal.
Bisa dikatakan sebagai lawan kata dari bahagia. Kesedihan yang sering terjadi di antara hiruk-pikuk manusia adalah ketika menghadapi kehilangan atau kepergian.
Respons fisik yang terjadi biasanya akan terlihat wajah murung. Pandangan mata jadi sendu atau tidak seceria biasanya.
Bagi kita yang lihai dalam menyembunyikan perasaan sedih akan dibutuhkan kepekaan orang lain terhadap emosi kita. Sepandai apa pun kita memanipulasi emosi. Mata tidak pernah berbohong.
Perasaan sedih akan memengaruhi kinerja aktivitas. Seperti kita jadi kurang bersemangat dalam mengerjakan sesuatu. Sehingga, segalanya jadi kurang maksimal.
3. Marah
Marah merupakan jenis emosi dalam diri manusia yang biasa disebut sumbu pendek. Artinya, orang sumbu pendek tersebut mudah terpancing amarah.
Rasa marah biasanya terjadi karena sesuatu hal yang bertolak belakang. Masing-masing orang pasti punya pengalaman berbeda yang memicu reaksi alami marah.
Marah dapat ditandai dengan kening berkerut dan mata melotot. Wajah orang marah akan berpaling atau justru menampilkan ketidaksukaan terang-terangan.
Emosi ini punya dampak positif dan negatif. Tergantung bagaimana kendali kita atas emosi yang bereaksi. Artinya, kita harus bisa manajemen rasa marah.
Dampak positifnya bisa membantu memperbaiki kesalahan orang lain atau kita sendiri. Dampak negatif, apabila marah tidak terkendali, biasanya akan berujung pada rasa penyesalan.
Amarah tidak melulu diekspresikan dengan eksplisit. Kadang-kadang, diamnya seseorang bisa termasuk reaksi amarah.
4. Takut
Manusia wajar, kok, punya sisi takutnya. Sebab, emosi takut merupakan jenis emosi dalam diri manusia. Jadi, tidak perlu malu.
Balik lagi, bagaimana mengendalikan rasa takut tersebut? Kadang-kadang keberanian jadi salah satu cara menutupi ketakutan dan solusi dalam menghadapi ketakutan.
Reaksi takut ini bisa macam-macam. Bisa karena takut akan sesuatu yang tidak ada atau ada. Emosi ini akan membuat respons kita terjaga dan waspada.
Takut dapat ditandai dengan tubuh yang bergetar, wajah pucat pasi, keringat mulai bercucuran, belum lagi suhu tubuh jadi panas dingin.
5. Terkejut
Jenis emosi dalam diri manusia selanjutnya adalah terkejut atau kaget. Emosi ini jadi salah satu emosi dasar yang pernah kita rasakan.
Terkejut biasanya timbul ketika pancaindra menangkap sesuatu secara mendadak atau tidak diduga. Bisa berupa kejadian langsung atau sebuah kabar.
Terkejut bisa termasuk emosi positif atau negatif. Tergantung dari apa penyebabnya. Kalau disebabkan oleh sesuatu bahagia akan jadi emosi positif. Begitu pun sebaliknya.
6. Jijik
Jenis emosi dalam diri manusia yang tidak boleh dilewatkan adalah reaksi emosi jijik. Jijik terhadap hal-hal yang tidak kita sukai.
Biasanya terjadi karena pancaindra menangkap sesuatu yang membuat kita bergidik. Bisa dari pemandangan, bau, atau tekstur.
Tidak hanya itu. Emosi jijik bisa terjadi karena kita melihat perilaku atau tindakan seseorang yang tidak sesuai moral. Sehingga kita akan berpaling.
NAH, itu dia jenis emosi dalam diri manusia yang kita semua harus tahu. Emosi-emosi yang tadi disebutkan merupakan emosi dasar yang pasti dimiliki manusia.
Emosi-emosi tersebut biasanya akan memunculkan reaksi-reaksi lainnya. Seperti kecewa karena sedih, kesal karena marah, malu karena takut, dll.
Sudah saatnya untuk tidak menyalahartikan emosi sebagai amarah, ya, Teman-Teman! Ganti kalimat emosian mulu dengan marah-marah melulu, deh!
Hal itu penting untuk diubah agar kita terbiasa dengan kebiasaan baik dan benar. Apa lagi kita juga perlu memahami terkait aspek-aspek emosi tersebut.
Yang terpenting adalah bagaimana cara kita mengendalikan emosi. Emosi yang berlebihan, tentu akan memberi dampak tidak baik.
Segalanya harus diposisikan dengan seimbang, ya! Jadi, jenis emosi dalam diri manusia mana, nih, yang sering kamu rasakan?
—
Referensi:
https://hellosehat.com/mental/gangguan-mood/jenis-emosi-dan-fungsinya/
https://satupersen.net/blog/emosi-itu-bukan-marah-mari-mengenal-emosi
Posting Komentar