NOVEL Young Adult jadi salah satu pilihan paling pas kalau lagi enggak mood baca—tapi harus baca. Masih dalam kegiatan yang sama, Reading Challenge ODOP pada pekan keempat atau terakhir ditantang untuk membaca novel Romance. Pilihan jatuh pada Lit: Treat You Better karya Hana Nabilah.
Sebetulnya, udah lama banget aku mengetahui adanya novel tersebut di iPusnas. Namun, karena novel itu selalu antre dan enggak pernah dapat, alhasil belum pernah dibaca. Sampai akhirnya di suatu Senin, aku mendapatkan novel Lit: Treat You Better juga! Pas banget, sesuai dengan tema tantangan RCO kali ini, Romance.
Reviu Novel Lit: Treat You Better karya Hana Nabilah, Ringan dan Menyenangkan
Novel Lit: Treat You Better menceritakan tentang Andrea dan Angkasa yang dipertemukan saat ospek di Fakultas Hukum Universitas Nusantara. Andrea sebagai ketua komisi disiplin dan Angkasa sebagai mahasiswa baru yang mendapatkan beasiswa penuh.
Angkasa tidak sengaja melanggar aturan yang membuatnya harus berhadapan dengan Andrea, si ketua komisi disiplin. Ternyata pertemuan mereka enggak hanya sampai di situ. Takdir kembali' mempertemukan keduanya dalsm sebuah kepanitiaan. Tentunya berselang lama, rasa cinta hadir. Lantas, bagaimana kisahnya? Silakan, biss dibaca di iPusnas—dan harus mengantre, xixi.
Detail lengkap buku
Judul: Lit: Treat You Better
Penulis: Hana Nabilah
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Tebal buku: 288 halaman
ISBN: 978-602-04-6121-2
Novel ini menjadi salah satu buku antrean di iPusnas. Artinya, diminati banyak orang karena punya cerita yang bagus. Aku jadi penasaran dan mulai memasang ekspektasi. Setelah menyelesaikan bacaan Lit: Treat You Better, novelnya ringan dan cukup menyenangkan. Akan tetapi, aku pribadi enggak ada niatan untuk membaca berulang kali.
Bukan berarti novelnya enggak bagus, bagus, kok! Bahkan novel ini menjadi jawaban atas keresahan aku selama membaca Young Adult. Sebetulnya, ini masslah selera, tapi aku perlu mengungkapnya karena penting banget.
Pertama, dari segi dialog atau interaksi antartokoh. Biasanya saat membaca novel genre Young Adult, akan selalu ada beberapa dialog yang terlalu mainstream atau basa-basi. Aku adalah pembaca yang lebih suka dialog to the point dan berperan penting memajukan alur atau plot cerita. Dan, itu aku temukan di novel karya Hana Nabilah satu ini. Dialognya to the point, santai, tapi enggak cringe.
Kedua, dari segi latar. Biasanya novel YA berlatar di kampus karena peran-perannya adalah anak kuliah atau anak kampus. Ketika adegan sedang berlatar di kampus, aku sebagai pembaca hanya memahami, “O, iya. Ini layarnya lagi di kampus.” Hanya sebatas memahami, enggak merasakan.
Berbeda ketika membaca novel Lit: Treat You Better. Latar utama dan adegan didominasi di area kampus. Showing kampusnya sangat kuat, sehingga aku dapat merasakan world building yang dibentuk pengarang. Enggak hanya itu, aktivitas Andrea yang aktif sebagai anggota BEM, aktif kegiatan kampus seperti ospek dan kepanitiaan, membuat vibes kamus jadi makin berasa. Aku yang enggak kuliah jadi punya gambaran.
Dua hal itu enggak aku temukan di novel YA lain—sejauh membaca YA. Lantas, apa yang membuat aku enggak ada keinginan untuk membaca ulang novel ini? Padahal, di iPusnas mengantre. Nah, ini akan berkaitan dengan masalah atau halangan yang terjadi pada tokoh.
Di prolog, langsung disuguhkan dengan permasalahan Angkasa yang enggak bisa mendatangi pesta ulang tahun Andrea karena harus pulanh kampung. Nah, ini bikin aku tertarik untuk mengikuti kisahnya. Mulai membayangkan apa yang terjadi pada Angkasa dan Andrea? Masalah besar seperti apa yang harus mereka hadapi?
Pada dasarnya, Treat You Better punya konflik yang berat. Andrea adalah anak orang terpandang, ibunya artis papan atas, ayahnya seorang pengacara, kakeknya guru besar di FHUN. Sementara, Angkasa hanyalah anak biasa yang jenius dan mendapatkan beasiswa di FHUN. Angkasa datang dari Solok, menjadi perantau.
Kita sama-sama tau bahwa masyarakat luas masih memberi perhatian besar soal status sosial. Namun, di novel ini, pengarang kurang menonjolkan sisi ‘menantang’ terkait bagaimana Andrea dan Angkasa menghadapi status sosial mereka. Hanya sekadar Angkasa merasa ‘enggak layak’, tapi enggak ditunjukkan kegusaran Angkasa tentang perasaan enggak layak tersebut.
Kemudian, Andrea diceritakan dipandang memanfaatkan nama kakeknya untuk masuk FHUN. Kegusaran Andrea dalam menghadapi situasi itu pun kurang terlalu ditonjolkan. Bahkan, situasi orang sekitar yang berasumsi buruk terhadap Andrea pun enggak ditonjolkan. Sehingga konfliknya terasa umum dan enggak bikin aku sebagai pembaca geregetan.
Meskipun begitu, Lit: Treat You Better masih nyaman untuk dibaca. Apa lagi, jadi angin segar buat aku karena dialog yang to the point dan santai. Suasana kampus yang seru banget untuk dibaca. Salah satu bangunan yang aku suka itu minimarket dekat kampus.
Selain itu, novel Lit: Treat You Better juga menyoroti kisah keluarga Andrea. Orangtua Andrea yang sibuk, membuat anak satu-satunya itu merasa butuh perhatian. Menunjukkan dampak orangtua yang jarang hadir untuk mengasuh tumbuh kembang anak.
Terlepas dari itu, satu hal aku pelajari bahwa enggak ada salahnya kita untuk mengubah sudut pandang atau melihat perspektif lain dari suatu masalah. Kadang, masslah yang garisnya bisa selesai jadi terasa kompleks karena kepala kita terlalu mendramatisir. Iya, memang bisa jadi kita adalah orang yang dirugikan dalam masalah itu. Namun, apakah kita pernah memikirkan masalah itu?
Betapa enggak ada salahnya kita untuk mencari tau apa duduk masalahnya? Apakah kita udah menurunkan ego? Apakah kita udah memahami? Kadang, kita terlalu menyalahkan keadaan atau orang lain atas apa yang terjadi dengan diri kita. Padahal, kita hanya butuh berdamai dengan keadaaj dan orang lain untuk bisa menyelesaikan masalah.
Komunikasi orang memang berbeda. Namun, komunikasi adalah kunci dalam menghadapi masalah. Masalah sering kali terjadi karena kesalahpahaman dan enggannya kita dalam menemukan akar masalah. Ditambah kalau kita merasa paling dirugikan dan punya ego tinggi. Jelas, masalah akan terasa kompleks.
Hal Paling Relevan dari Novel Lit: Treat You Better dengan Diri Sendiri
Dari awal membaca sebetulnya aku udah hopeless banget akan menemukan hal relevan dengan aku di novel Lit: Treat You Better. Sebab, dari segi gaya hidup dan alur cerita sangat berbanding terbalik dengan apa yang aku alami. Namun, makin dibaca, akhirnya aku menemukan dua hal yang sangat relevan. Dan itu dilihat dari karakter dan sikap Andrea.
Andrea adalah gadis yang aktif berorganisasi. Dia menjadi bagian dari BEM, bahkan menjadi ketua komisi disiplin. Saat ada acara sharing alumni pu, Andrea berpartisipasi jadi ketua dekorasi. Menunjukkan bahwa Andrea memanfaatkan waktu kuliahnya dengan baik.
Karakter Andrea tersebut sangat relevan dengan aku. Aku adalah orang yang suka banget ikut komunitas dan juga volunter. Saat ini aku aktif di dua komunitas dan aktif sebagai pengurus dan volunteer. Jadi, selama membaca novel ini aku merasakan betapa antusiasnya Andrea dalam mengikuti kegiatan kampus.
Satu lagi, sikap Andrea yang enggak malu untuk mengungkapkan perasaannya. Ada adegan ketika Andrea dan Angkasa setelah menonton konser di kampusnya. Keduanya ada di parkiran, Andrea menyatakan rasa suka dan meminta Angkasa menjadi kekasihnya.
Iya, sikap Andrea satu ini sangat relevan dengan aku. Sejak pertama kali jatuh cinta, aku enggak akan pernah bisa menyembunyikan perasaanku. Gestur dan sikap aku akan terlihat sekali. Terakhir kali aku menyatakan rasa suka aku sama Mas Crush sekitar tahun 2022, bulan Agustus. Momen ini enggak akan pernah aku lupakan.
Kenapa? Ya, karena aku enggak mau keputusan aku untuk suka sama orang jadi sia-sia karena orang itu enggak tau. At least, orang itu tau aku suka sama dia, meskipun perasaan aku pupus. Memang akan patah hati dan enggak enak rasanya, tapi aku akan jauh lebih tersiksa memendam perasaan terus-menerus.
NAH, itu dia reviu novel Lit: Treat You Better. Cocok dibaca di waktu luang atau weekend karena memang ringan. Walaupun kisah cinta suka enggak semula kisah di novel, tapi yang dapat hiburannya!
Posting Komentar