dokumentasi pribadi |
Meski paparan matahari begitu menyengat hingga menciptakan bulir keringat di sekujur tubuh. Namun, apalah arti sentuhan terik itu tatkala anak-anak saling berteriak riang, memanggil satu sama lain, bersiap bertarung untuk menjadi pemenang.
Kampung Sawo, meski memiliki banyak sekali penduduk, tetapi tidak luput dari kehangatan yang begitu akrab. Baik para ibu dan para bapak mau memberi ruang untuk para anak muda berekspresi. Di samping itu, para anak muda mampu memanfaatkan ruang dan kepercayaan dengan baik.
Sehingga, adanya simbiosis mutualisme tersebut pun mampu menciptakan berbagai acara sering kali diadakan dan membuat meriah Kampung Sawo setiap tahunnya. Salah satu acara penting yang menjadi konsistensi tanpa henti adalah tatkala Indonesia tengah memperingati perayaan kemerdekaan.
Hari Merdeka Indonesia menjadi Momen Anak Muda Menghargai Jasa Pahlawan
dokumentasi pribadi |
Setiap tahunnya Kampung Sawo akan memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Anak-anak muda yang selalu mengalami regenerasi pun memperkuat bahwa Kampung Sawo tidak akan pernah runtuh karena tidak pernah lupa untuk menghargai makna kemerdekaan.
Bagi Arif Setiawan selaku ketua panitia perayaan acara tujuh belasan di Kampung Sawo banwa makna kemerdekaan adalah bagaimana anak-anak di kampung bisa menjadi lebih percaya diri lagi dengan mengikuti lomba karena anak merupakan bibit unggul dan akan melanjutkan generasi emas.
Arif pun mengatakan, kemerdekaan juga punya makna dalam bagi anak remaja dan dewasa. Meski memiliki kesibukan masing-masing, baik sekolah, kuliah, maupun kerja, tidak bisa dielak bahwa kemerdekaan menjadi titik kumpul untuk tetap kompak dan menjaga silaturahmi.
Bagi Ratna sendiri, selaku salah satu panitia penyelenggara yang setiap tahunnya selalu aktif berpartisipasi pada acara tujuh belas di Kampung Sawo juga mengatakan, "Alasan saya tetap masih ingin berpartisipasi menjadi panitia tujuh belasan di tiap tahunnya karena rasa nasionalisme terhadap Indonesia, serta berkesempatan untuk berkontribusi pada perayaan penting Indonesia, dan mempererat hubungan sosial dengan warga sekitar."
Tentunya Ratna mewakili anak muda Kampung Sawo yang memiliki rasa nasionalisme. Perempuan itu pun juga memaparkan bahwa betapa kemerdekaan memiliki makna keadaan bebas dari penindasan atau kendali eksternal, sementara Kampung Sawo adalah tempat di mana dia dilahirkan, tumbuh, dan berkembang yang mana sangat memiliki banyak kenangan yang tidak bisa dia lupakan.
Para anak muda itu telah hidup dan menciptakan cerita bersama sejak kecil di Kampung Sawo. Maka tidak heran betapa mereka menghargai tempat tinggalnya yang sederhana karena Kampung Sawo menyimpan berjuta cerita pertumbuhan mereka.
Begitu pula dengan Indonesia. Sampai saat ini penghuninya begitu mencintainya. Bukan hanya cerita para penghuni masa kini, melainkan cerita perjuangan pada masa penjajahan. Para pahlawan yang berhasil dan berjasa mempertahankan tanah air dengan segudang harta karun. Lantas, bagaimana bangsa ini tidak begitu bersemangat setiap 17 Agustus singgah?
Khususnya Kampung Sawo yang menghiasi bulan kemerdekaan dengan acara-acara hiburan. Namun, hiburan bukan sekadar hiburan. Acara seperti perlombaan yang diadakan pun memiliki tujuan dan harapan bagi para peserta—terutama anak-anak. Betapa untuk mendapatkan hadiah, mereka harus bertarung dalam lomba. Artinya, sebuah keinginan atau tujuan dapat dicapai dengan sebuah perjuangan.
Arif berkata, "Impact-nya bagi anak-anak itu lebih ke menghargai kalau kemerdekaan itu, 'kan, susah juga. Istilahnya kalau mereka kalau mau dapat hadiah, 'kan, harus berjuang gitu. Ya, begitu pula yang dirasakan sama pahlawan kita."
Dengan persiapan penuh beberapa bulan sebelum acara dimulai. Para panitia—anak muda Kampung Sawo—pun siap memulai perlombaan. Perlombaan tersebut meliputi sebelas cabang perlombaan; mewarnai; balap karung; memasukkan pensil ke dalam botol; kelereng; makan kerupuk; makan pisang; estafet karet; estafet tepung; mencantolkan besek; mobile legend; dan sepak bola.
Pada tahun ini, dengan kepekaan tajam para panitia memutuskan untuk menambahkan cabang perlombaan baru, yakni mobile legend dan mencantolkan besek. Tentunya ini menjadi angin segar karena perlombaan mobile legend sendiri telah diikuti oleh delapan tim dengan orang dewasa.
Terdapat perlombaan dengan segmentasi khusus seperti mobile legend yang hanya bisa diikuti oleh orang-orang dewasa. Kemudian, menariknya para ibu dapat mengikuti lomba secara khusus yaitu estafet tepung pada saat jalan sehat. Sementara, lomba mewarnai pun diikuti oleh anak-anak.
Acara tujuh belasan dimulai sekitar pukul 9 pagi kehijauan anak-anak sudah mengikuti upacara pengibaran bendera merah putih di sekolahnya masing-masing. Panitia telah siap beraksi dengan seragam senada dan anak-anak mulai berbaris melakukan pendaftaran lomba secara gratis untuk bertarung.
dokumentasi pribadi |
Meski hari Kamis kali ini begitu terik, tetapi itu bukan masalah selama tidak ada polusi yang menyelimuti atap langit sehingga awan-awan pun ikut bersorak tatkala anak-anak bersaing satu sama lain. Para panitia pun kompak dengan tugasnya masing-masing. Selain aksi para peserta, panitia yang bertugas menjadi host atau MC pun membuat suasana makin heboh dan ceria.
Para warga berkumpul di bawah tenda yang telah disediakan. Saling berseru memberi semangat kepada para peserta, tidak jarang gelak tawa terpecah karena aksi lucu para bocah yang mengikuti lomba ataupun celetukan kocak dari host yang memandu acara.
Pemandangan klise, tetapi menyenangkan dan memiliki makna dalam adalah anak-anak itu di lapangan memang berlomba dan bersaing, tetapi ketika perlombaan selesai atau berganti cabang, anak-anak itu bersatu kembali dan saling merangkul. Berbagi cerita terkait perasaan mereka mengikuti lomba.
Secara tidak langsung, kemerdekaan juga mengajarkan anak-anak untuk bersikap dewasa. Mampu memahami situasi dan menempatkan posisi. Dapat membedakan kapan harus menjadi lawan yang sehat dan kawan yang bersahabat.
Momen kemerdekaan di Kampung Sawo pun menjadi momentum paling tepat untuk untuk para warga saling berkumpul dalam suasana riang gembira sehingga kekeluargaan makin terjalin erat. Tidak luput para pedagang yang terbantu karena mampu memanfaatkan keramaian sebagai peluang bisnis.
Totalitas Tanpa Batas, Anak Muda Berekspresi, Orang Tua Mendukung
dokumentasi pribadi |
Namun, yang membedakan semarak tujuh belasan ala Kampung Sawo berbeda dengan yang lainnya adalah jalan sehat dan malam puncak. Jalan sehat ini diikuti oleh seluruh warga Kampung Sawo yng yang akan diadakan pada 20 Agustus 2023 mendatang di pagi hari.
Sementara, malam puncak sendiri menjadi akhir sekaligus penutupan acara tujuh belasan ala Kampung Sawo. Dalam acara malam puncak tersebut biasanya akan menghadirkan berbagai hiburan seperti menyanyi, fashion show oleh anak-anak, dan juga pengumuman pemenang lomba sebelum-sebelumnya. Malam puncak sendiri akan digelar pada tanggal 26 Agustus 2023 di lapangan voli.
Keaktifan para anak muda dalam memeriahkan acara tujuh belasan pun memancing warga untuk mendukung penuh. Setiap tahunnya, para warga akan memberikan iuran atau anggaran untuk keberlangsungan acara. Dimulai dari hadiah, perlengkapan lomba, hingga malam puncak. Terdapat pula donatur yang membantu tujuh belasan makin berkesan. Uniknya, pada jalan sehat nanti, para ibu akan menyiapkan snack untuk para peserta jalan sehat.
Dukungan itu pun menjadi salah satu bentuk respons positif terhadap anak-anak muda Kampung Sawo karena dapat dipercaya. Setiap tahunnya selalu berhasil menyelenggarakan tujuh belasan yang berkesan dan penuh cerita.
Dengan adanya respons baik dari warga, sambutan gembira dari anak-anak, dan kerja sama antarpanitia, Arif mengungkapkan harapan terkait acara tujuh belasan di Kampung Sawo, "Harapannya sih, meskipun acara kali ini mungkin ada kekurangan, ya, tahun depan bisa lebih baik lagi dan lebih kompak. Seenggaknya konsisten dengan apa yang sudah kita laksanain."
Posting Komentar